Saintifik Entrepreneurship cetak pengusaha Pancasilais
Jumat, 29 Desember 2023 11:27 WIB
SMPN 1 Brangsong, Kabupaten Kendal mengembangkan pembelajaran Saintifik dengan konsep entrepreneurship. ANTARA/HO-Tanoto
Semarang (ANTARA) - Pembelajaran Saintifik berbasis proyek Kurikulum Merdeka disambungkan dengan konsep entrepreneurship yang dikembangkan di SMPN 1 Brangsong, Kabupaten Kendal diharapkan mampu mencetak pengusaha berkarakter profil pelajar Pancasila, mandiri, kreatif, dan gotong-royong.
"Sejak awal, murid diberi kebebasan untuk menentukan proyek yang akan dibuat. Murid konsultasi kepada guru kesesuaian proyek akan dibuat. Murid dalam kelompok melaksanakan proyek di rumah dan diperbolehkan bertanya kepada siapa pun," kata Berka Efriana, Guru Penggerak Kelas VII SMP N 1 Brangsong Kabupaten Kendal yang juga Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation ini.
Murid, kata Berka, kemudian menyusun laporan proyek dengan kebebasan bentuk, tulisan ataupun video yang diunggah di media sosial dengan menandai guru, sedangkan hasil produknya dibawa ke sekolah untuk dipresentasikan.
"Guru mengarahkan tiap kelompok memberi label sendiri atas produk yang dihasilkan, dengan desain buatan sendiri. Guru memfasilitasi murid untuk menjual produk mereka di depan kelas sewaktu jam istirahat. Dalam tahapan ini, guru akan melihat marketing murid di dalam menjual produk dan menarik pelanggan. Setelah selesai secara kelompok murid menghitung laba dan rugi dari penjualannya," jelasnya.
Menurut Berka, pembelajaran Merdeka menjadi lebih menarik dan menantang karena adanya kemerdekaan belajar sejak awal dalam menentukan materi dan proyek meruntuhkan rasa takut dan minder.
"Buktinya, saat mempelajari materi dengan media komik yang rumpang, murid menjadi bersemangat menyampaikan jawaban yang mereka yakini benar. Ada juga yang mengkritisi jawaban temannya, sehingga terkadang mereka berdebat mempertahankan pendapat masing-masing. Bahkan dapat menunjukkan dasar teori seperti penjelasan di modul atau referensi lainnya," katanya.
Ia menambahkan pembelajaran saintifik dalam kegiatan entrepreneurship juga dapat mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap tindakan dan keputusan murid dan melatih kerja sama dalam proyek kolaboratif tim yang mencerminkan nilai Pancasila mengenai gotong royong dan kerja sama antar-individu dalam mencapai tujuan bersama.
"Inovasi dan kreativitas, kejujuran, dan semangat pantang menyerah, mendukung pembentukan karakter profil pelajar Pancasila," tutup dia.
"Sejak awal, murid diberi kebebasan untuk menentukan proyek yang akan dibuat. Murid konsultasi kepada guru kesesuaian proyek akan dibuat. Murid dalam kelompok melaksanakan proyek di rumah dan diperbolehkan bertanya kepada siapa pun," kata Berka Efriana, Guru Penggerak Kelas VII SMP N 1 Brangsong Kabupaten Kendal yang juga Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation ini.
Murid, kata Berka, kemudian menyusun laporan proyek dengan kebebasan bentuk, tulisan ataupun video yang diunggah di media sosial dengan menandai guru, sedangkan hasil produknya dibawa ke sekolah untuk dipresentasikan.
"Guru mengarahkan tiap kelompok memberi label sendiri atas produk yang dihasilkan, dengan desain buatan sendiri. Guru memfasilitasi murid untuk menjual produk mereka di depan kelas sewaktu jam istirahat. Dalam tahapan ini, guru akan melihat marketing murid di dalam menjual produk dan menarik pelanggan. Setelah selesai secara kelompok murid menghitung laba dan rugi dari penjualannya," jelasnya.
Menurut Berka, pembelajaran Merdeka menjadi lebih menarik dan menantang karena adanya kemerdekaan belajar sejak awal dalam menentukan materi dan proyek meruntuhkan rasa takut dan minder.
"Buktinya, saat mempelajari materi dengan media komik yang rumpang, murid menjadi bersemangat menyampaikan jawaban yang mereka yakini benar. Ada juga yang mengkritisi jawaban temannya, sehingga terkadang mereka berdebat mempertahankan pendapat masing-masing. Bahkan dapat menunjukkan dasar teori seperti penjelasan di modul atau referensi lainnya," katanya.
Ia menambahkan pembelajaran saintifik dalam kegiatan entrepreneurship juga dapat mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap tindakan dan keputusan murid dan melatih kerja sama dalam proyek kolaboratif tim yang mencerminkan nilai Pancasila mengenai gotong royong dan kerja sama antar-individu dalam mencapai tujuan bersama.
"Inovasi dan kreativitas, kejujuran, dan semangat pantang menyerah, mendukung pembentukan karakter profil pelajar Pancasila," tutup dia.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Siapkan Kurikulum Berbasis OBE, Jurusan Teknologi Informasi USM gelar Semiloka
06 August 2024 19:26 WIB