Sejumlah warga Rowosari tolak imunisasi polio, Pemkot Semarang lakukan pendekatan khusus
Kamis, 18 Januari 2024 7:44 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang akan terus melakukan pendekatan lebih mendalam atau khusus kepada beberapa orang tua yang menolak mengikutsertakan anaknya diimunisasi pada Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Rabu, menduga bahwa penolakan segelintir orang tua di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Rowosari akibat kurangnya sosialisasi.
"Mungkin ada yang belum tersosialisasikan. Saya akan coba (pendekatan, red.). Kalau dari Dinas Kesehatan Kota Semarang belum bisa akan kami lakukan pendekatan lebih dalam," kata Ita, sapaan akrabnya.
Ia juga akan mencari tahu penyebab adanya penolakan dari beberapa orang tua tersebut, mengingat saat ini merupakan imunisasi polio secara serentak untuk generasi Indonesia Emas.
Ia memastikan bahwa Pemkot Semarang terus menyosialisasikan secara masif mengenai imunisasi polio, termasuk risiko-risiko jika anak tidak mendapatkan imunisasi polio.
"Ini serentak melakukan vaksinasi. Saya belum tahu mengapa melakukan penolakan. Ini sebenarnya untuk kebaikan anaknya dari virus polio," kata perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang itu.
Dengan adanya penolakan itu, Ita tidak ingin terjadi persoalan di kemudian hari yang tak diinginkan, seperti temuan satu kasus positif polio di Kabupaten Klaten karena kurang lengkapnya mendapatkan imunisasi.
"Sudah ada kasus di kabupaten lainnya di Jawa Tengah. Kalau nanti terjadi apa-apa yang disalahkan pemerintah. Kalau Kota Semarang sementara belum ada kasus," katanya.
Sebelumnya, sejumlah orang tua di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, menolak mengikutsertakan anaknya untuk vaksin polio yang diadakan serentak mulai Senin (15/1) kemarin.
Bahkan, para orang tua yang menolak imunisasi polio tersebut telah menandatangani formulir penolakan yang disediakan oleh Puskesmas Rowosari.
Padahal, pelaksanaan Sub PIN Polio di Kota Semarang dilaksanakan sesuai dengan surat edaran yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, seiring adanya kembali temuan kasus polio di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Seiring dengan program Sub PIN Polio, Pemkot Semarang menargetkan program vaksinasi polio yang berlangsung serentak mulai 15-21 Januari 2024 bisa menyasar sebanyak 202.989 anak usia 0-7 tahun di wilayah tersebut.
Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebutkan bahwa stok vaksin yang diterima sekitar 250.000 dosis sehingga dipersilakan juga bagi anak dari warga luar kota yang berdomisili di Kota Semarang untuk mengikuti imunisasi.
"Misalnya, ada warga Purwodadi (Kabupaten Grobogan), domisili di sini, kami fasilitasi imunisasi. Silakan datang ke puskesmas dekat rumah," kata Kepala Dinkes Kota Semarang Dokter Abdul Hakam.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Rabu, menduga bahwa penolakan segelintir orang tua di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Rowosari akibat kurangnya sosialisasi.
"Mungkin ada yang belum tersosialisasikan. Saya akan coba (pendekatan, red.). Kalau dari Dinas Kesehatan Kota Semarang belum bisa akan kami lakukan pendekatan lebih dalam," kata Ita, sapaan akrabnya.
Ia juga akan mencari tahu penyebab adanya penolakan dari beberapa orang tua tersebut, mengingat saat ini merupakan imunisasi polio secara serentak untuk generasi Indonesia Emas.
Ia memastikan bahwa Pemkot Semarang terus menyosialisasikan secara masif mengenai imunisasi polio, termasuk risiko-risiko jika anak tidak mendapatkan imunisasi polio.
"Ini serentak melakukan vaksinasi. Saya belum tahu mengapa melakukan penolakan. Ini sebenarnya untuk kebaikan anaknya dari virus polio," kata perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang itu.
Dengan adanya penolakan itu, Ita tidak ingin terjadi persoalan di kemudian hari yang tak diinginkan, seperti temuan satu kasus positif polio di Kabupaten Klaten karena kurang lengkapnya mendapatkan imunisasi.
"Sudah ada kasus di kabupaten lainnya di Jawa Tengah. Kalau nanti terjadi apa-apa yang disalahkan pemerintah. Kalau Kota Semarang sementara belum ada kasus," katanya.
Sebelumnya, sejumlah orang tua di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, menolak mengikutsertakan anaknya untuk vaksin polio yang diadakan serentak mulai Senin (15/1) kemarin.
Bahkan, para orang tua yang menolak imunisasi polio tersebut telah menandatangani formulir penolakan yang disediakan oleh Puskesmas Rowosari.
Padahal, pelaksanaan Sub PIN Polio di Kota Semarang dilaksanakan sesuai dengan surat edaran yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, seiring adanya kembali temuan kasus polio di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Seiring dengan program Sub PIN Polio, Pemkot Semarang menargetkan program vaksinasi polio yang berlangsung serentak mulai 15-21 Januari 2024 bisa menyasar sebanyak 202.989 anak usia 0-7 tahun di wilayah tersebut.
Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebutkan bahwa stok vaksin yang diterima sekitar 250.000 dosis sehingga dipersilakan juga bagi anak dari warga luar kota yang berdomisili di Kota Semarang untuk mengikuti imunisasi.
"Misalnya, ada warga Purwodadi (Kabupaten Grobogan), domisili di sini, kami fasilitasi imunisasi. Silakan datang ke puskesmas dekat rumah," kata Kepala Dinkes Kota Semarang Dokter Abdul Hakam.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024