Mahasiswa Unsoed ajak anak buruh migran di Malaysia cintai batik nusantara
Senin, 29 Januari 2024 20:52 WIB
Anak-anak buruh migran di Sanggar Sentul Pasar, Malaysia, belajar mengenali berbagai motif batik nusantara yang diperkenalkan oleh mahasiswa KKN Internasional Unsoed. ANTARA/HO-Unsoed Purwokerto
Purwokerto (ANTARA) - Empat mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang tengah menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di Kg. Chubadak Hilir, Sentul Pasar, Malaysia, mengajak anak-anak buruh migran di negeri jiran itu untuk mencintai batik nusantara.
Keempat mahasiswa itu terdiri atas Benino Ariel Priyananda (Fakultas Pertanian), Muhammad Faris (Fakultas Peternakan), Hana Maliha, dan Nadia Febriana (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) melaksanakan pengabdian di lokasi tersebut selama hampir sebulan.
Fokus kegiatan mereka adalah memberikan pengajaran kepada anak-anak buruh migran di Sanggar Belajar (SB) Sentul sebagai bagian integral dari program KKN Internasional yang diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed.
Pada Rabu (24/1), mahasiswa Unsoed tidak hanya terpaku pada pengajaran baca tulis dan pengetahuan umum, juga berupaya memperkenalkan budaya Indonesia. Anak-anak buruh migran diajak untuk mengenal berbagai motif batik nusantara.
Dengan penuh semangat, mahasiswa membagikan pengetahuan tentang motif batik Indonesia, seperti Mega Mendung, Kawung, Simbut, dan Gonggong Beruntun.
Batik yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia pada tahun 2009, menjadi simbol identitas nasional. Para mahasiswa Unsoed dengan penuh semangat berbagi pengetahuan tentang batik kepada peserta didik kelas 1, 2, dan 4.
Kegiatan tersebut memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap khazanah budaya tanah air, sekaligus menjadi upaya pelestarian budaya Indonesia melalui pendekatan kreatif dan edukatif.
Baca juga: Kementerian ESDM dan Unsoed berkolaborasi dalam pendampingan teknis manajemen energi
Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 waktu setempat setelah pelaksanaan sholat dhuha. Mahasiswa memberikan penjelasan asal-usul dan makna setiap motif batik yang dikenalkan kepada peserta didik.
Mereka juga mengajak anak-anak untuk mewarnai motif batik tersebut, mendorong kreativitas dan interaksi antar peserta didik. Meskipun tidak semua peserta didik memiliki pensil warna, semangat gotong-royong terlihat saat beberapa di antara mereka saling meminjamkan peralatan.
“Kehadiran mahasiswa Unsoed di Sanggar Bimbingan adalah wujud nyata upaya pemerataan pendidikan bagi anak-anak buruh migran. Anak-anak ini, yang sejauh ini mengalami kesulitan akses pendidikan formal karena status orang tua mereka, mendapatkan manfaat positif dari kehadiran para mahasiswa,” ungkap Ahmad Sabiq, Dosen Pembimbing Lapangan untuk lokasi KKN SB Sentul.
Selain berperan sebagai pengajar, mereka juga aktif memberikan pemahaman tentang budaya Indonesia, menciptakan momentum berharga, dan mendukung pelestarian budaya Indonesia di kancah internasional.
Pengenalan motif batik Nusantara melalui KKN Internasional tidak hanya menyemai cinta budaya kepada peserta didik yang belum pernah mengunjungi tanah airnya, tetapi juga bertujuan membuat mereka menjadi pelaku dalam melestarikan dan mengembangkan seni tradisional.
Oleh karenanya, upaya tersebut tak hanya memberikan manfaat pendidikan tetapi juga mengukuhkan keberlanjutan budaya yang kaya dan berharga bagi generasi mendatang.
Baca juga: Atdikbud KBRI Kuala Lumpur kunjungi lokasi KKN Internasional Unsoed di Malaysia
Baca juga: Keris Goes to Campus kembali digelar di Purwokerto
Baca juga: Mahasiswa Unsoed raih medali emas di kompetisi internasional IYMIA 2024
Keempat mahasiswa itu terdiri atas Benino Ariel Priyananda (Fakultas Pertanian), Muhammad Faris (Fakultas Peternakan), Hana Maliha, dan Nadia Febriana (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) melaksanakan pengabdian di lokasi tersebut selama hampir sebulan.
Fokus kegiatan mereka adalah memberikan pengajaran kepada anak-anak buruh migran di Sanggar Belajar (SB) Sentul sebagai bagian integral dari program KKN Internasional yang diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed.
Pada Rabu (24/1), mahasiswa Unsoed tidak hanya terpaku pada pengajaran baca tulis dan pengetahuan umum, juga berupaya memperkenalkan budaya Indonesia. Anak-anak buruh migran diajak untuk mengenal berbagai motif batik nusantara.
Dengan penuh semangat, mahasiswa membagikan pengetahuan tentang motif batik Indonesia, seperti Mega Mendung, Kawung, Simbut, dan Gonggong Beruntun.
Batik yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia pada tahun 2009, menjadi simbol identitas nasional. Para mahasiswa Unsoed dengan penuh semangat berbagi pengetahuan tentang batik kepada peserta didik kelas 1, 2, dan 4.
Kegiatan tersebut memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap khazanah budaya tanah air, sekaligus menjadi upaya pelestarian budaya Indonesia melalui pendekatan kreatif dan edukatif.
Baca juga: Kementerian ESDM dan Unsoed berkolaborasi dalam pendampingan teknis manajemen energi
Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 waktu setempat setelah pelaksanaan sholat dhuha. Mahasiswa memberikan penjelasan asal-usul dan makna setiap motif batik yang dikenalkan kepada peserta didik.
Mereka juga mengajak anak-anak untuk mewarnai motif batik tersebut, mendorong kreativitas dan interaksi antar peserta didik. Meskipun tidak semua peserta didik memiliki pensil warna, semangat gotong-royong terlihat saat beberapa di antara mereka saling meminjamkan peralatan.
“Kehadiran mahasiswa Unsoed di Sanggar Bimbingan adalah wujud nyata upaya pemerataan pendidikan bagi anak-anak buruh migran. Anak-anak ini, yang sejauh ini mengalami kesulitan akses pendidikan formal karena status orang tua mereka, mendapatkan manfaat positif dari kehadiran para mahasiswa,” ungkap Ahmad Sabiq, Dosen Pembimbing Lapangan untuk lokasi KKN SB Sentul.
Selain berperan sebagai pengajar, mereka juga aktif memberikan pemahaman tentang budaya Indonesia, menciptakan momentum berharga, dan mendukung pelestarian budaya Indonesia di kancah internasional.
Pengenalan motif batik Nusantara melalui KKN Internasional tidak hanya menyemai cinta budaya kepada peserta didik yang belum pernah mengunjungi tanah airnya, tetapi juga bertujuan membuat mereka menjadi pelaku dalam melestarikan dan mengembangkan seni tradisional.
Oleh karenanya, upaya tersebut tak hanya memberikan manfaat pendidikan tetapi juga mengukuhkan keberlanjutan budaya yang kaya dan berharga bagi generasi mendatang.
Baca juga: Atdikbud KBRI Kuala Lumpur kunjungi lokasi KKN Internasional Unsoed di Malaysia
Baca juga: Keris Goes to Campus kembali digelar di Purwokerto
Baca juga: Mahasiswa Unsoed raih medali emas di kompetisi internasional IYMIA 2024
Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
03 November 2024 14:03 WIB
Dukung agrowisata berkelanjutan, Tim Dosen Unsoed beri pelatihan produk olahan stroberi
31 October 2024 15:26 WIB
Akademisi Unsoed: Kampung Cibun siap menjadi ikon Kampung Cinta Budaya Nusantara Banyumas
29 October 2024 17:41 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB