TPID Karanganyar gelar "Kenyang Tanpa Nasi" cegah inflasi
Jumat, 23 Februari 2024 8:36 WIB
Anggota TPID mengikuti sosialisasi program unggulan "Kenyang Tanpa Nasi 2024" untuk mengendalikan inflasi 2024, di Kabupaten Karaganyar, Kamis (22/2/2024). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Karanganyar (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Karanganyar Provinsi Jawa Tengah menggelar program unggulan "Kenyang Tanpa Nasi 2024" untuk mengendalikan inflasi yang dipicu dari tingkat konsumsi dan harga beras yang tinggi di wilayahnya.
Program unggulan tersebut banyak faktor yang mempengaruhi angka inflasi suatu daerah, antara lain harga bahan pokok seperti beras, cabai, dan bawang putih yang bertahan tinggi, kata Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Karanganyar, Sri Asih Handayani, dalam acara sosialisasi program kerja High Level Meeting TPID 2024, di Karanganyar, Kamis.
Sri Asih Handayani mengatakan harga tersebut naik turun ada beberapa faktor, misalnya bersamaan masa liburan tingkat kunjungan yang tinggi. Padahal masyarakat makan sehari biasa tiga kali, tetapi karena ada banyaknya kunjungan ke Karanganyar membuat kebutuhan beras, bawang, dan cabai meningkat.
Dia mengatakan TPID Karanganyar menggodok program Kenyang Tanpa Nasi agar tingkat konsumsi masyarakat daerah terhadap beras dapat menurun dan kelebihan produksi di Karanganyar dapat dijual ke daerah lain.
Menurut dia, Karanganyar sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Tengah, karena berlebihan produksi beras. Produksi beras di Karanganyar dapat dibeli oleh kabupaten lain, tetapi yang di daerah ini, tetap produksi dan sehat. Karena, hal ini, juga ada sedikit kampanye tentang kesehatan.
Baca juga: Pemprov Jateng tingkatkan gerakan pasar murah tekan harga beras
TPID Karanganyar segera menyusun desain untuk penerapan program Kenyang Tanpa Nasi. Pada program itu, juga akan melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN), Badan Usaha Milik Negara (BUMD) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Karanganyar.
Pihaknya akan memberikan dukungan ke semua ASN tersebut, menu snack dan sebagainya menggunakan produk olahan non beras. Lalu BUMD nanti memberikan pembiayaan kepada UMKM, yang tadi tidak tau olahan umbi-umbian jadi tau.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Karanganyar Timotius Suryadi menjelaskan program Kenyang Tanpa Nasi merupakan antisipasi seiring meningkatnya kebutuhan dan kenaikan harga beras saat ini. Bahkan, dari data Pemkab Karanganyar, saat ini harga beras sudah mencapai Rp15.000 per kilogram hingga Rp17.000 per kg.
Pemkab Karanganyar memberikan alternatif produk bahan panganan seperti singkong jaraktowo dan produk lain untuk dikonsumsi. Selain itu, Pemkab Karanganyar juga bekerja sama dengan Bulog dan BUMD untuk melakukan stabilisasi harga dengan menggelar gerakan pangan murah.
Baca juga: Mbak Ita sebut belum perlu operasi pasar beras di Semarang
Program unggulan tersebut banyak faktor yang mempengaruhi angka inflasi suatu daerah, antara lain harga bahan pokok seperti beras, cabai, dan bawang putih yang bertahan tinggi, kata Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Karanganyar, Sri Asih Handayani, dalam acara sosialisasi program kerja High Level Meeting TPID 2024, di Karanganyar, Kamis.
Sri Asih Handayani mengatakan harga tersebut naik turun ada beberapa faktor, misalnya bersamaan masa liburan tingkat kunjungan yang tinggi. Padahal masyarakat makan sehari biasa tiga kali, tetapi karena ada banyaknya kunjungan ke Karanganyar membuat kebutuhan beras, bawang, dan cabai meningkat.
Dia mengatakan TPID Karanganyar menggodok program Kenyang Tanpa Nasi agar tingkat konsumsi masyarakat daerah terhadap beras dapat menurun dan kelebihan produksi di Karanganyar dapat dijual ke daerah lain.
Menurut dia, Karanganyar sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Tengah, karena berlebihan produksi beras. Produksi beras di Karanganyar dapat dibeli oleh kabupaten lain, tetapi yang di daerah ini, tetap produksi dan sehat. Karena, hal ini, juga ada sedikit kampanye tentang kesehatan.
Baca juga: Pemprov Jateng tingkatkan gerakan pasar murah tekan harga beras
TPID Karanganyar segera menyusun desain untuk penerapan program Kenyang Tanpa Nasi. Pada program itu, juga akan melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN), Badan Usaha Milik Negara (BUMD) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Karanganyar.
Pihaknya akan memberikan dukungan ke semua ASN tersebut, menu snack dan sebagainya menggunakan produk olahan non beras. Lalu BUMD nanti memberikan pembiayaan kepada UMKM, yang tadi tidak tau olahan umbi-umbian jadi tau.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Karanganyar Timotius Suryadi menjelaskan program Kenyang Tanpa Nasi merupakan antisipasi seiring meningkatnya kebutuhan dan kenaikan harga beras saat ini. Bahkan, dari data Pemkab Karanganyar, saat ini harga beras sudah mencapai Rp15.000 per kilogram hingga Rp17.000 per kg.
Pemkab Karanganyar memberikan alternatif produk bahan panganan seperti singkong jaraktowo dan produk lain untuk dikonsumsi. Selain itu, Pemkab Karanganyar juga bekerja sama dengan Bulog dan BUMD untuk melakukan stabilisasi harga dengan menggelar gerakan pangan murah.
Baca juga: Mbak Ita sebut belum perlu operasi pasar beras di Semarang
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Mantan Bupati Karanganyar dua kali mangkir sidang sebagai saksi korupsi Masjid Agung
16 December 2025 18:35 WIB
Ketua DPRD Jateng Sumanto nanggap reog dan resmikan pengaspalan Jalan Desa Dawung
08 December 2025 16:00 WIB
Sumanto minta pemerintah daerah selesaikan berbagai permasalahan peternak
04 December 2025 15:39 WIB
Polres Karanganyar panen jagung kuartal IV, dorong ketahanan pangan dan ekonomi desa
04 December 2025 13:55 WIB
Sumanto ajak petani tingkatkan penghasilan dengan menanam sayuran bernilai tinggi
02 December 2025 15:16 WIB
P2AD MARS UMS perkuat kompetensi manajerial dan kepemimpinan di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
01 December 2025 16:54 WIB
Kemenkum Jateng ikut tingkatkan pemahaman analisis dan evaluasi produk hukum daerah di Karanganyar
27 November 2025 11:20 WIB
Anggaran turun, Ketua DPRD Jateng minta sektor penopang lumbung pangan tetap maksimal
24 November 2025 14:07 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Progres Tol Semarang–Demak Seksi 1 capai 58,31 persen, dilengkapi sistem pengendali banjir
15 December 2025 16:11 WIB