Temanggung (ANTARA) - Inovasi Pasarku Gandem Pemerintah Kabupaten Temanggung mewakili Provinsi Jawa Tengah maju ke lomba Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Tingkat Nasional 2024.

Kepala Bappeda Pemkab Temanggung Dwi Sukarmei di Temanggung, Senin, menyampaikan ada tiga inovasi dalam Pasarku Gandem, yaitu Pasar Pintar Bansari, Pasar Pagi Gemawang, dan Pasar Legi Parakan.

Dwi menjelaskan bahwa Pasar Pintar Bansari yang memiliki keunggulan dalam pengelolaan smart farming yang kolaboratif. Pertanian modern melon greenhouse dan teknologi benih yang dikelola oleh Gapoktan

Terdapat kerja sama dengan off taker (pemasok kebutuhan industri ataupun pasar) integrasi kawasan agroeduwisata Bansari mencakup sektor pariwisata, pertanian modern, dan ekonomi kreatif.

Ia mengungkapkan bahwa Pasar Pagi Gemawang yang memiliki keunggulan pada peran BUMDes dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya rumah tangga miskin atau prasejahtera.

Pasar Pagi BUMDes Gemawang merupakan salah satu pasar andalan di Desa Gemawang yang dimanfaatkan sebagai pasar sayur, tempat kulakan pedagang sayur keliling, dan lain sebagainya.

Pasar Pagi di Desa Gemawang, kata dia, dibangun oleh BUMDes bersama pedagang yang keseluruhannya adalah rumah tangga kurang mampu, pengangguran yang rata-rata masih pemuda.

Keberadaan Pasar Pagi berperan besar dalam membuka lapangan kerja, bermula dari pemberian modal pinjaman kepada pedagang sebesar Rp500 ribu tanpa bunga. Omzet yang diterima per orang sekitar Rp2.000.000,00 setiap hari.

Menurut dia, inovasi ini menekankan pada ekonomi solidaritas dengan tujuan memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan RTM menjadi pelaku ekonomi dengan modal pinjaman dari BUMdes.

"Peran BUMDes sangat besar dalam pengembangan Pasar Pagi Gemawang, antara lain, pendampingan RTM sebagai distributor (pedagang keliling bahan kebutuhan sehari-hari), pendampingan RTM sebagai produsen (penyedia barang-barang yang akan dipasarkan pedagang keliling)," katanya.

Berikutnya Pasar Legi Parakan, lanjut dia, memiliki keunggulan dalam mewujudkan pelayanan terintegrasi antara pasar sebagai tempat berlangsungnya aktivitas perekonomian sekaligus ruang pelayanan publik bagi masyarakat.

"Hal tersebut menaikkan kelas pasar tradisional yang setara dengan pasar modern," katanya.

Selanjutnya digitalisasi pasar berupa penerapan pasar.id kerja sama dengan Bank BRI berbasis kearifan lokal (terdapat 92 pedagang yang terdaftar di pasar.id) yang memberdayakan ojek pasar sebagai kurir dan menawarkan biaya ongkos kirim yang lebih murah.

Penerapan metode pembayaran nontunai menggunakan QRIS (sudah diterapkan oleh 443 pedagang), penerapan e-retribusi pasar berbasis QR/barcode yang meningkatkan pendapatan 20—35 persen

Di Legi Parakan terdapat pelayanan terintegrasi meliputi pelayanan perizinan NIB (sebanyak 700 pedagang sudah memiliki NIB), pelayanan dokumen kependudukan (program IKD, pembuatan KTP, KK, akta, dan KIA), pelayanan NPWP, dan fasilitasi pelaporan bagi wajib pajak.

Baca juga: Pimpin rapat zona integritas, Tejo: Inovasi harus berdampak