Banyumas (ANTARA) - Sebanyak 800 peserta dari berbagai kota di Pulau Jawa seperti Jakarta, Cirebon, Ciamis, Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, dan Tegal mengikuti mengikuti lari gembira "RSOP 5K Fun Run" di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Dalam lari gembira yang mengambil start dan finis di Taman Orthonirwana, kompleks Rumah Sakit Orthopaedi Purwokerto (RSOP) itu peserta diajak berlari sejauh 5 kilometer dengan menyusuri sejumlah ruas jalan di Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Minggu pagi.

Salah seorang peserta dari Purwokerto, Gembong mengatakan kegiatan lari gembira itu sangat menyenangkan karena bisa bersosialisasi dengan para penggemar olahraga lari dari berbagai daerah khususnya Kabupaten Banyumas.

"Rutenya luar biasa, seru, karena kita melewati desa. View-nya ada gunung, ada sawah, bagus, mantap," katanya bersama peserta lainnya, Victoria.

Dalam kesempatan terpisah, pendiri dan pemilik RSOP, dr. H. Iman Solichin, Sp. OT. (K) Spine mengatakan kegiatan lari gembira itu merupakan yang pertama digelar rumah sakit orthopaedi swasta pertama di Indonesia tersebut.

Menurut dia, kegiatan tersebut menjadi bagian dari sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai perkembangan ilmu kesehatan khususnya orthopaedi yang makin fokus terhadap penanganan cedera akibat olahraga.

"Ilmu itu (orthopaedi, red.) terus berkembangan dan makin detail, salah satunya adalah sport injury (cedera olahraga, red.). Jadi dalam kegiatan olahraga itu ada risiko cedera, kalau orang sudah cedera dan tidak diobati dengan benar, dia cacat, dan cedera yang paling banyak adalah cedera lutut," katanya menjelaskan.

Lebih lanjut, dia mengatakan olahraga lari memiliki manfaat bagi kesehatan tulang, sendi, otot, dan ligamen.

Dalam hal ini, kata dia, otot dan ligamen yang akan melindungi sendi ketika berlari dan jalan.

"Sendi itu dengan bertambahnya usia, dia akan aus. Jadi artinya, kalau sendi tidak terpelihara, maka dia akan aus," katanya.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan tulang, sendi, otot, dan ligamen harus terus dilatih agar tetap sehat, salah satunya dengan lari gembira karena tidak menimbulkan stres.

Kendati demikian, dia mengakui lari gembira tetap memiliki risiko cedera, salah satunya berupa keseleo akibat terpeleset di rumput.

"Keseleo di engkel sama di lutut, itu yang sering terjadi, itu hal kecil. Ini dulu mungkin tidak terlalu diperhatikan, tapi sekarang diperhatikan karena kalau ligamennya putus dan tidak dibenerin, 'kan menjadi lemah," katanya.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak membiasakan kebiasaan lama dalam penanganan keseleo dengan cara diurut atau pijat.

Menurut dia, penanganan keseleo dengan cara diurut sebenarnya tidak masalah, namun ada hal yang harus diperhatikan bahwa dalam menangani penyakit itu perlu memahami penyakitnya ringan, sedang, atau berat.

"Kalau ringan-ringan saja, it's ok, bahkan dibiarkan enggak apa-apa. Tapi begitu sudah mulai serius, di situ peranan medis," katanya.

Terkait dengan kegiatan lari gembira itu, dokter Iman mengaku senang karena melihat antusiasme peserta untuk mengikuti kegiatan lari gembira tersebut.

"Itu membuat saya senang karena ternyata orang-orang Banyumas butuh olahraga. Bahkan, pesertanya tidak hanya berasal dari Banyumas, juga dari Cilacap, Tegal, dan beberapa kota lain," katanya