Pemkab Cilacap imbau pelaku budi daya ikan antisipasi dampak kemarau
Rabu, 22 Mei 2024 14:11 WIB
Ilustrasi - Petani di Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, memanfaatkan pompa air yang menggunakan energi surya untuk mengairi kolam ikan di tengah sawah yang mengering akibat kemarau. ANTARA/Sumarwoto
Cilacap (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengimbau pelaku budi daya ikan air tawar maupun air payau di wilayah itu untuk mengantisipasi dampak musim kemarau demi keberlangsungan sektor perikanan budi daya.
"Namanya budi daya 'kan berarti lebih bisa dikendalikan walaupun tetap sangat tergantung dengan musim," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto di Cilacap, Rabu.
Akan tetapi pada prinsipnya, kata dia, dalam perikanan budi daya itu memanipulasi kondisi alam yang tetap sesuai dengan kebutuhan ikan agar tetap bisa tumbuh.
Menurut dia, cara memanipulasi kondisi alam bisa dilakukan dengan pendekatan teknologi seperti pemanfaatan pompa air ketika airnya kurang.
"Airnya harus bisa dipertahankan walaupun kondisinya tetap tidak sama kalau airnya melimpah. Upayakan tetap tercukupi, kecuali di daerah-daerah yang memang rawan kekeringan tetap enggak bisa diupayakan," katanya.
Ia mengatakan kolam di daerah yang ketersediaan airnya mencukupi kebutuhan tetap bisa diupayakan untuk memproduksi ikan sambil lebih memerhatikan pengendalian penyakit.
Terkait dengan masalah penyakit, dia mengakui jika hingga saat ini belum ditemukan penyakit yang membahayakan ikan seperti mycobacterium yang dikenal dengan fish tuberculosis atau piscine tuberculosis, sedangkan pada udang berupa penyakit AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease).
"Semoga tidak sampai terjadi tetapi harus tetap diantisipasi dan kami selalu melakukan pemantauan. Kalau penyakit-penyakit biasa seperti jamur, parasit, sih tetap ada di musim kemarau," kata Indarto.
Baca juga: Dinas Perikanan: Nelayan di Cilacap masuki masa panen ikan
"Namanya budi daya 'kan berarti lebih bisa dikendalikan walaupun tetap sangat tergantung dengan musim," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto di Cilacap, Rabu.
Akan tetapi pada prinsipnya, kata dia, dalam perikanan budi daya itu memanipulasi kondisi alam yang tetap sesuai dengan kebutuhan ikan agar tetap bisa tumbuh.
Menurut dia, cara memanipulasi kondisi alam bisa dilakukan dengan pendekatan teknologi seperti pemanfaatan pompa air ketika airnya kurang.
"Airnya harus bisa dipertahankan walaupun kondisinya tetap tidak sama kalau airnya melimpah. Upayakan tetap tercukupi, kecuali di daerah-daerah yang memang rawan kekeringan tetap enggak bisa diupayakan," katanya.
Ia mengatakan kolam di daerah yang ketersediaan airnya mencukupi kebutuhan tetap bisa diupayakan untuk memproduksi ikan sambil lebih memerhatikan pengendalian penyakit.
Terkait dengan masalah penyakit, dia mengakui jika hingga saat ini belum ditemukan penyakit yang membahayakan ikan seperti mycobacterium yang dikenal dengan fish tuberculosis atau piscine tuberculosis, sedangkan pada udang berupa penyakit AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease).
"Semoga tidak sampai terjadi tetapi harus tetap diantisipasi dan kami selalu melakukan pemantauan. Kalau penyakit-penyakit biasa seperti jamur, parasit, sih tetap ada di musim kemarau," kata Indarto.
Baca juga: Dinas Perikanan: Nelayan di Cilacap masuki masa panen ikan
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Unsoed-UHB bantu petani Desa Winduaji melalui budi daya jamur untuk atasi stunting dan kemiskinan
01 December 2024 14:58 WIB
Pelaku bawa Toyota Alphard angkut ratusan ribu rokok ilegal, diserahkan ke kejaksaan
20 November 2024 8:06 WIB
Tim dosen Unsoed dampingi petani stroberi bikin pupuk-pestisida ramah lingkungan
12 October 2024 15:38 WIB