Pemkab Temanggung gandeng BRIN, teliti buah kopi busuk
Minggu, 18 Agustus 2024 13:49 WIB
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto. ANTARA/Heru Suyitno.
Temanggung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian tentang buah kopi busuk pada tanaman.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto di Temanggung Minggu menyampaikan, serangan jamur ini tingkat kerugiannya bisa mencapai 12-20 persen.
"Kalau kopi sudah busuk tidak ada bobotnya, tidak bisa dipakai atau tidak dapat dimanfaatkan lagi," katanya.
Ia menuturkan, kemarin sudah mengambil sampel di beberapa titik, antara lain di Malebo dan Jambon untuk kopi jenis robusta, yang jenis arabika ada di Tlahap.
"Kami masih menunggu hasilnya, tingkat serangan dan nanti pengendaliannya. Harapan kami pengendaliannya nanti lebih ke arah biologi hayati," katanya.
Ia menyampaikan, jadi jamur dimusuhi dengan jamur yang lain, sehingga akan dicari jamur yang memangsa jamur yang lain.
"Jangan pakai obat atau racun, jadi kita ingin menambahi untung petani kopi dengan tidak menambah biaya tetapi mengurangi biaya. Yang kita lakukan adalah menekan pengeluaran supaya keuntungannya bertambah," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto di Temanggung Minggu menyampaikan, serangan jamur ini tingkat kerugiannya bisa mencapai 12-20 persen.
"Kalau kopi sudah busuk tidak ada bobotnya, tidak bisa dipakai atau tidak dapat dimanfaatkan lagi," katanya.
Ia menuturkan, kemarin sudah mengambil sampel di beberapa titik, antara lain di Malebo dan Jambon untuk kopi jenis robusta, yang jenis arabika ada di Tlahap.
"Kami masih menunggu hasilnya, tingkat serangan dan nanti pengendaliannya. Harapan kami pengendaliannya nanti lebih ke arah biologi hayati," katanya.
Ia menyampaikan, jadi jamur dimusuhi dengan jamur yang lain, sehingga akan dicari jamur yang memangsa jamur yang lain.
"Jangan pakai obat atau racun, jadi kita ingin menambahi untung petani kopi dengan tidak menambah biaya tetapi mengurangi biaya. Yang kita lakukan adalah menekan pengeluaran supaya keuntungannya bertambah," katanya.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Pemkab Pekalongan salurkan bantuan alat pertanian dukung swasembada pangan
11 December 2025 8:37 WIB
Ketua DPRD Jateng Sumanto ajak petani lebih inovatif untuk tingkatkan penghasilan
04 December 2025 15:21 WIB
Petani Semarang manfaatkan PLTS off-grid untuk tingkatkan hasil selada hidroponik
03 December 2025 13:42 WIB
Luas tanaman kopi robusta dan arabika di Kabupaten Magelang 3.000 hektare
02 December 2025 12:43 WIB
Sumanto sebut Jateng punya potensi besar pengembangan produk hortikultura organik
23 November 2025 15:12 WIB
Terpopuler - Sains dan Rekayasa
Lihat Juga
Mahasiswa SV Undip olah limbah jelantah dengan ekstrak kemangi jadi biocleaner
11 November 2025 8:32 WIB
Tahun depan Pemkot Semarang siapkan bus listrik koridor Mangkang - Penggaron
06 November 2025 21:32 WIB
Dosen UIN Walisongo paparkan metode melihat hilal yang lebih efisien dan tepat sasaran
30 October 2025 12:03 WIB
Wali Kota Tegal Paparkan Inovasi Rusunawa Rendah Karbon di Forum APEKSI 2025 Surabaya
29 October 2025 8:30 WIB
Cabdin Dinas ESDM Jateng tingkatkan kadar metana biogas di Blora gunakan alat lokal
24 October 2025 15:21 WIB