Kebumen (ANTARA) - Bupati Kebumen Arif Sugiyanto bersyukur kemiskinan penduduk di Kabupaten Kebumen terus menurun di era kepemimpinannya, hal ini berkat rahmat Tuhan YME disertai kerja keras semua pihak, seluruh instansi di lingkup Pemkab Kebumen, dan dukungan masyarakat. 

Ia dalam siaran pers di Kebumen, Minggu, menyayangkan adanya informasi tidak benar yang disampaikan oleh tokoh masyarakat mengenai data kemiskinan di Kebumen. Dimana disebutkan di situ, bahwa kemiskinan di Kebumen dari tahun ke tahun tidak mengalami penurunan.

"Pertama kita bersyukur bahwa kemiskinan di Kebumen terus mengalami penurunan yang siginifikan dari tahun ke tahun. Yang kedua kita menyayangkan adanya informasi yang tidak benar yang mengatakan kemiskinan di Kebumen stagnan, tak ada penurunan," katanya.

Ia menyebutkan, berdasarkan data BPS angka kemiskinan penduduk di Kabupaten Kebumen sejak 2020 hingga 2024 terus mengalami penurunan. Tahun 2020 sebesar 17.59 persen (211.090 jiwa/Pandemi Covid19), tahun 2021 sebesar 17,83 persen (212. 900 jiwa/Pandemi Covid19), tahun 2022 sebesar 16,41 persen (196.160 jiwa), tahun 2023 sebesar 16,34 persen (195. 450 jiwa) dan tahun 2024 sebesar 15,71 persen (187. 950 jiwa) 

"Kita tahu pada 2020 jumlah warga miskin masih di angka 211.090 jiwa dan di tahun 2024 alhamdulillah sudah turun di angka 187.950 jiwa yang berarti angka kamiskinan turun sebanyak 23,140 jiwa," katanya.

Ia menuturkan pada 2024, angka penurunan kemiskinan di Kebumen mencapai 0,63 persen, terbaik ketiga di Jawa Tengah, jauh lebih baik dibanding rata-rata penurunan kemiskinan di Jateng dan nasional. 

"Alhamdulillah justru kita dinyatakan oleh BPS angka penurunannya terbaik ketiga se Jateng. Dan ini akan kita genjot sehingga kemiskinan di Kebumen terus menurun," katanya.

Menurut dia, menurunkan angka kemiskinan tidak hanya fokus pada kemiskinannya saja. Tetapi juga menyangkut beberapa faktor, misalnya terkait jaminan kesehatan yang diberikan Pemda kepada masyarakat. Pada saat awal menjabat, jaminan kesehatan yang diberikan baru 88 persen, dan saat ini sudah 99,8 persen.

"Kemudian stunting itu diawal kami menjabat sebesar 15,72 hampir 16%, dan sekarang alhamdulillah sudah turun dua digit menjadi 9,93%. Lalu indeks pembangunan manusia atau IPM juga semakin baik," katanya.

Ia menyampaikan, kemiskinan di Kebumen disebabkan banyak faktor. Salah satunya karena anggaran hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Tidak merata ke semua lapisan masyarakat. Harusnya anggaran itu digunakan untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.