BRI bersama UNS Gelar Program Pendampingan New Desa BRILiaN Batch 2
Kamis, 26 September 2024 5:55 WIB
Sosialisasi program New Desa BRILiaN yang dilakukan secara daring beberapa waktu lalu. ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - PT BRI (Persero) Tbk bersama dengan Pusat Penelitian Pedesaan dan Pengembangan Daerah yang berada di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar program Pendampingan New Desa BRILiaN Batch 2.
SEVP Ultra Micro BRI Muhammad Candra Utama pada keterangan tertulisnya di Solo, Jawa Tengah, Kamis mengatakan kegiatan tersebut dirancang untuk memperkuat desa dalam berbagai aspek, mulai dari perencanaan pembangunan hingga inovasi teknologi.
"BRI hadir dengan visi yang lebih luas, tidak hanya mendorong pembangunan fisik desa tetapi juga berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan tata kelola desa yang lebih baik," katanya.
Ia mengatakan dalam pendampingan tersebut dilakukan berbagai kegiatan seperti workshop, diskusi kelompok, praktik lapangan, hingga observasi langsung. Pendampingan ini juga memberi ruang bagi masyarakat desa untuk menyerap dan menerapkan pengetahuan baru yang relevan dengan kebutuhan mereka.
"Salah satu daya tarik dari program ini adalah pendekatan kolaboratif yang diterapkan. BRI bersama Tim Pendamping dari Puslitdesbangda UNS tidak hanya hadir sebagai fasilitator tetapi juga bekerja langsung bersama perangkat desa dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang aplikatif dan berkelanjutan," katanya.
Ia mengatakan fokus pendampingan meliputi perencanaan pembangunan desa melalui RPJMDes dan APBDes yang lebih terstruktur, pengelolaan keuangan desa yang akuntabel, digitalisasi dan inovasi untuk mempercepat perkembangan desa, serta penguatan unit usaha BUMDes agar lebih kompetitif dan produktif.
Menurut dia, dilakukan juga pendekatan berbasis teknologi, di mana desa-desa diarahkan untuk mulai memanfaatkan platform digital dalam pengelolaan data dan aktivitas ekonomi mereka.
Sementara itu, pendampingan langsung diberikan kepada 15 desa terbaik yang terpilih. Untuk pendampingan dilakukan secara intensif selama lima hari di setiap desa.
"Tujuannya memberikan kesempatan bagi desa-desa untuk lebih fokus dalam menggali potensi dan mengembangkan program-program unggulan mereka," katanya.
Ia mengatakan pelaksanaan di kloter pertama berlangsung pada 1-7 September 2024 di delapan desa, yaitu Desa Girimulya Kabupaten Majalengka Jawa Barat, Desa Hendrosari Gresik Jawa Timur, Desa Turi Lamongan Jawa Timur, Desa Kedisan Bangli Bali, Desa Girimulyo Ngawi Jawa Timur, Desa Sukorejo Sragen Jawa Tengah, Desa Banyuanyar Boyolali Jawa Tengah, dan Desa Bojongkulur Bogor Jawa Barat.
Sedangkan pelaksanaan kloter kedua berlangsung pada 8-14 September 2024, dengan desa sasaran Desa Rasau Jaya Satu Kalimantan Barat, Pajambon Jawa Barat, Sumberejo Jawa Timur, Manemeng Nusa Tenggara Barat, Benyom Jaya 1 Jayapura, dan Bakung Jawa Tengah. Terakhir pelaksanaan kloter 3 dilakukan pada Desa Melaya Kabupaten Tabanan Bali.
"Diharapkan kegiatan ini menghasilkan desa-desa yang tidak hanya unggul secara administrasi dan infrastruktur tetapi juga memiliki jiwa inovatif, kolaboratif, dan mampu menjadi role model bagi desa-desa lainnya di Indonesia. Program Desa BRILiaN ini menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan desa tidak hanya sebatas pada pembangunan fisik tetapi juga pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan," katanya.
SEVP Ultra Micro BRI Muhammad Candra Utama pada keterangan tertulisnya di Solo, Jawa Tengah, Kamis mengatakan kegiatan tersebut dirancang untuk memperkuat desa dalam berbagai aspek, mulai dari perencanaan pembangunan hingga inovasi teknologi.
"BRI hadir dengan visi yang lebih luas, tidak hanya mendorong pembangunan fisik desa tetapi juga berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan tata kelola desa yang lebih baik," katanya.
Ia mengatakan dalam pendampingan tersebut dilakukan berbagai kegiatan seperti workshop, diskusi kelompok, praktik lapangan, hingga observasi langsung. Pendampingan ini juga memberi ruang bagi masyarakat desa untuk menyerap dan menerapkan pengetahuan baru yang relevan dengan kebutuhan mereka.
"Salah satu daya tarik dari program ini adalah pendekatan kolaboratif yang diterapkan. BRI bersama Tim Pendamping dari Puslitdesbangda UNS tidak hanya hadir sebagai fasilitator tetapi juga bekerja langsung bersama perangkat desa dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang aplikatif dan berkelanjutan," katanya.
Ia mengatakan fokus pendampingan meliputi perencanaan pembangunan desa melalui RPJMDes dan APBDes yang lebih terstruktur, pengelolaan keuangan desa yang akuntabel, digitalisasi dan inovasi untuk mempercepat perkembangan desa, serta penguatan unit usaha BUMDes agar lebih kompetitif dan produktif.
Menurut dia, dilakukan juga pendekatan berbasis teknologi, di mana desa-desa diarahkan untuk mulai memanfaatkan platform digital dalam pengelolaan data dan aktivitas ekonomi mereka.
Sementara itu, pendampingan langsung diberikan kepada 15 desa terbaik yang terpilih. Untuk pendampingan dilakukan secara intensif selama lima hari di setiap desa.
"Tujuannya memberikan kesempatan bagi desa-desa untuk lebih fokus dalam menggali potensi dan mengembangkan program-program unggulan mereka," katanya.
Ia mengatakan pelaksanaan di kloter pertama berlangsung pada 1-7 September 2024 di delapan desa, yaitu Desa Girimulya Kabupaten Majalengka Jawa Barat, Desa Hendrosari Gresik Jawa Timur, Desa Turi Lamongan Jawa Timur, Desa Kedisan Bangli Bali, Desa Girimulyo Ngawi Jawa Timur, Desa Sukorejo Sragen Jawa Tengah, Desa Banyuanyar Boyolali Jawa Tengah, dan Desa Bojongkulur Bogor Jawa Barat.
Sedangkan pelaksanaan kloter kedua berlangsung pada 8-14 September 2024, dengan desa sasaran Desa Rasau Jaya Satu Kalimantan Barat, Pajambon Jawa Barat, Sumberejo Jawa Timur, Manemeng Nusa Tenggara Barat, Benyom Jaya 1 Jayapura, dan Bakung Jawa Tengah. Terakhir pelaksanaan kloter 3 dilakukan pada Desa Melaya Kabupaten Tabanan Bali.
"Diharapkan kegiatan ini menghasilkan desa-desa yang tidak hanya unggul secara administrasi dan infrastruktur tetapi juga memiliki jiwa inovatif, kolaboratif, dan mampu menjadi role model bagi desa-desa lainnya di Indonesia. Program Desa BRILiaN ini menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan desa tidak hanya sebatas pada pembangunan fisik tetapi juga pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024