Ratusan penari di penutupan Peparnas 2024
Sabtu, 12 Oktober 2024 21:12 WIB
Eko Supriyanto (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (12/10/2024). ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Upacara penutupan Pekan Paralimpiade Nasional XVII Solo 2024 melibatkan lebih dari 100 penari di bawah asuhan Koreografer Eko Supriyanto.
"Total ada sekitar 180 penari," kata Eko di Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan sebagian para penari merupakan kelompok disabilitas, baik tuna netra, tuna rungu, maupun tuna daksa.
"Kami menggandeng teman-teman dari YPAC, SLB Negeri Cangakan Karanganyar, dan SLB/A YKAB Solo. Kami juga berkolaborasi dengan Langen Projo Mangkunegaran, Semarak Candra Kirana, Timeless Solo," katanya.
Pada penutupan tersebut, ia akan mengangkat potensi Kota Solo, baik sanggar maupun seniman yang luar biasa.
"Kami merasa potensi Solo harus ditampilkan, termasuk teman-teman disabilitas harus dapat kesempatan untuk tampil," katanya.
Sementara itu, pada kolaborasi dengan Pura Mangkunegaran, ia juga mengangkat tradisi SantiSwaran dari Mangkunegaran. SantiSwaran adalah barisan yang mengikuti takbiran keliling di Pura Mangkunegaran, Surakarta.
"SantiSwaran ini memuja-muji Allah SWT dan Nabi Muhammad SWA. Kami sudah diskusikan dengan Mangkunegara X, potensi musikalitas ini akan kami garap sedemikian rupa," katanya.
Kemudian yang menarik adalah akan ada pertunjukan cerita Sukrasana Sumantri sebagai simbol tokoh pewayangan Jawa, kakak beradik yang sakti mandraguna.
Adiknya rela berjuang mempertaruhkan nyawa untuk mencapai cita-cita kakaknya. Maksud atau pesan untuk pertunjukan nanti adalah bahwa sudah saatnya cita-cita itu diwujudkan secara bersama-sama.
"Dalam pentas seni nanti, Sukrasana Sumantri punya tugas untuk memadamkan api kaldron untuk bertujuan bahwa cita-cita dapat dilanjutkan oleh pemenang-pemenang berikutnya. Sukrasana Sumantri ini meminta lantas bala bantuan dari para superhero Jawa seperti Gatotkaca, Srikandi, Cakil, Semar, Jatayu dalam usaha memadamkan api kaldron," katanya.
"Total ada sekitar 180 penari," kata Eko di Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan sebagian para penari merupakan kelompok disabilitas, baik tuna netra, tuna rungu, maupun tuna daksa.
"Kami menggandeng teman-teman dari YPAC, SLB Negeri Cangakan Karanganyar, dan SLB/A YKAB Solo. Kami juga berkolaborasi dengan Langen Projo Mangkunegaran, Semarak Candra Kirana, Timeless Solo," katanya.
Pada penutupan tersebut, ia akan mengangkat potensi Kota Solo, baik sanggar maupun seniman yang luar biasa.
"Kami merasa potensi Solo harus ditampilkan, termasuk teman-teman disabilitas harus dapat kesempatan untuk tampil," katanya.
Sementara itu, pada kolaborasi dengan Pura Mangkunegaran, ia juga mengangkat tradisi SantiSwaran dari Mangkunegaran. SantiSwaran adalah barisan yang mengikuti takbiran keliling di Pura Mangkunegaran, Surakarta.
"SantiSwaran ini memuja-muji Allah SWT dan Nabi Muhammad SWA. Kami sudah diskusikan dengan Mangkunegara X, potensi musikalitas ini akan kami garap sedemikian rupa," katanya.
Kemudian yang menarik adalah akan ada pertunjukan cerita Sukrasana Sumantri sebagai simbol tokoh pewayangan Jawa, kakak beradik yang sakti mandraguna.
Adiknya rela berjuang mempertaruhkan nyawa untuk mencapai cita-cita kakaknya. Maksud atau pesan untuk pertunjukan nanti adalah bahwa sudah saatnya cita-cita itu diwujudkan secara bersama-sama.
"Dalam pentas seni nanti, Sukrasana Sumantri punya tugas untuk memadamkan api kaldron untuk bertujuan bahwa cita-cita dapat dilanjutkan oleh pemenang-pemenang berikutnya. Sukrasana Sumantri ini meminta lantas bala bantuan dari para superhero Jawa seperti Gatotkaca, Srikandi, Cakil, Semar, Jatayu dalam usaha memadamkan api kaldron," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024