Pemkab Kudus targetkan luas areal tanam padi 25.135 ha
Selasa, 15 Oktober 2024 6:00 WIB
Areal tanaman padi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, optimistis bisa mencapai target penanaman padi di areal seluas 25.135 hektare selama tahun 2024 dengan target produksi sekitar 150.810 ton gabah kering panen (GKP).
"Untuk saat ini, luas areal tanaman padi di Kabupaten Kudus sudah mencapai 15.884 hektare," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Senin.
Sementara luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Kudus, kata dia, berkisar 12.480 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan. Namun, adanya air irigasi dari Bendungan Logung tentunya juga bertambah karena sebelumnya yang menanam padi hanya 3.000 hektare, kemudian setelah ada suplai air dari bendungan bertambah menjadi 5.000 hektare.
Memasuki musim tanam (MT) I, kata dia, beberapa petani yang memungkinkan mendapatkan sumber air irigasi diminta untuk segera mengolah tanah agar bisa segera tanam.
Di antaranya, kata dia, bisa memanfaatkan sisa air di wilayah Karangrowo, Ngemplak, dan Sungai Juwana untuk mengolah lahan persawahan.
Untuk lahan yang menggantungkan suplai air dari Waduk Kedungombo, kata dia, harus menunggu 15 Oktober 2024 baru dibuka.
Sedangkan petani bisa mengolah tentunya harus menunggu selama dua pekan lebih air baru bisa masuk ke lahan sawah.
"Sesuai anjuran dari Kementerian Pertanian, bulan Oktober 2024 para petani bisa serempak tanam padi, sehingga keandalan bahan pangan tahun ini bisa tercukupi hingga akhir tahun nanti," ujarnya.
Apalagi, kata dia, terkait ketersediaan pupuk bersubsidi juga tidak ada permasalahan, karena pemerintah juga mengalokasikan tambahan untuk petani.
Pemkab Kudus sendiri mengajukan alokasi pupuk sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Untuk kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai RDKK tahun 2024 untuk urea sebanyak 10.937,7 ton, pupuk NPK Phonska sebanyak 17.162,04 ton, dan NPK Formula sesuai RDKK sebanyak 9.743 ton.
Petani juga tidak perlu khawatir ketika kebutuhan pupuk bersubsidi masih ada kekurangan, karena di pasaran juga terdapat pupuk nonsubsidi yang bisa dibeli untuk memenuhi kebutuhan yang masih kurang.
"Untuk saat ini, luas areal tanaman padi di Kabupaten Kudus sudah mencapai 15.884 hektare," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Senin.
Sementara luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Kudus, kata dia, berkisar 12.480 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan. Namun, adanya air irigasi dari Bendungan Logung tentunya juga bertambah karena sebelumnya yang menanam padi hanya 3.000 hektare, kemudian setelah ada suplai air dari bendungan bertambah menjadi 5.000 hektare.
Memasuki musim tanam (MT) I, kata dia, beberapa petani yang memungkinkan mendapatkan sumber air irigasi diminta untuk segera mengolah tanah agar bisa segera tanam.
Di antaranya, kata dia, bisa memanfaatkan sisa air di wilayah Karangrowo, Ngemplak, dan Sungai Juwana untuk mengolah lahan persawahan.
Untuk lahan yang menggantungkan suplai air dari Waduk Kedungombo, kata dia, harus menunggu 15 Oktober 2024 baru dibuka.
Sedangkan petani bisa mengolah tentunya harus menunggu selama dua pekan lebih air baru bisa masuk ke lahan sawah.
"Sesuai anjuran dari Kementerian Pertanian, bulan Oktober 2024 para petani bisa serempak tanam padi, sehingga keandalan bahan pangan tahun ini bisa tercukupi hingga akhir tahun nanti," ujarnya.
Apalagi, kata dia, terkait ketersediaan pupuk bersubsidi juga tidak ada permasalahan, karena pemerintah juga mengalokasikan tambahan untuk petani.
Pemkab Kudus sendiri mengajukan alokasi pupuk sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Untuk kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai RDKK tahun 2024 untuk urea sebanyak 10.937,7 ton, pupuk NPK Phonska sebanyak 17.162,04 ton, dan NPK Formula sesuai RDKK sebanyak 9.743 ton.
Petani juga tidak perlu khawatir ketika kebutuhan pupuk bersubsidi masih ada kekurangan, karena di pasaran juga terdapat pupuk nonsubsidi yang bisa dibeli untuk memenuhi kebutuhan yang masih kurang.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Danang Wicaksana Sulistya dorong pembangunan infrastruktur pertanian di Blora
09 December 2024 13:28 WIB
Kembangkan sektor industri dan pertanian, Forum Pusaka Jateng 2024 digelar
09 November 2024 22:33 WIB