Tegal (ANTARA) - Flipbook e-modul, skenario pembelajaran berdiferensiasi berbasis literasi numerasi, hadir sebagai upaya inovatif untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi berbasis literasi dan numerasi.

Proyek ini digagas untuk menjawab tantangan rendahnya capaian kompetensi literasi dan numerasi peserta didik di Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Salah satu inovasi utama proyek ini adalah penggunaan flipbook sebagai media pembelajaran digital yang dapat diakses dengan mudah melalui gawai.

Flipbook dipilih karena sifatnya fleksibel dan menarik yang memungkinkan guru untuk menyusun berbagai dokumen digital, seperti Modul Ajar/RPP, bahan ajar, media pembelajaran, dan portofolio peserta didik. Tujuan utama proyek ini adalah meningkatkan kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi berbasis literasi dan numerasi. Dengan meningkatnya kompetensi guru, diharapkan pembelajaran di kelas dapat menjadi lebih efektif dan mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda-beda, serta membantu memperbaiki capaian literasi dan numerasi peserta didik di Kecamatan Slawi.

Proyek ini merupakan kerja sama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal dan Tanoto Foundation melalui Program Fasda Perubahan. Keterlibatan Dinas Dikbud Kabupaten Tegal sangat signifikan.

Proyek ini diawali dengan penyelenggaraan seminar. Di dalamnya, Kepala Dinas langsung membuka kegiatan, memberikan sertifikat seminar, serta menjadi pemateri terkait kebijakan pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan Rapor Pendidikan. Selain itu, Kabid PPTK turut serta menyampaikan materi tentang refleksi pembelajaran.

Materi inti disampaikan oleh Tim Galawi, yang terdiri dari lima Fasper Tanoto Foundation dari Kecamatan Slawi. Nama "Galawi" sendiri diambil dari asal seluruh anggota tim yang bertugas di Kecamatan Slawi. Peserta seminar berasal dari 35 Sekolah Dasar di Slawi, dengan masing-masing sekolah mengirimkan tiga guru, sehingga total peserta sebanyak 105 guru. Untuk menjaga efektivitas pelaksanaan seminar, kegiatan dibagi menjadi tiga batch, dengan masing-masing batch diikuti oleh 35 peserta.

Seminar ini dilaksanakan di Aula SD Negeri Slawi Kulon 02 pada tanggal 8, 22, dan 27 Agustus 2024. Proses implementasi proyek ini berlangsung dari bulan Juli hingga Agustus 2024, dengan pendampingan yang komprehensif bagi para peserta. Pendampingan ini meliputi perencanaan pembelajaran berdiferensiasi berbasis literasi numerasi, pembuatan flipbook sebagai media digital, hingga tindak lanjut pelaksanaan di sekolah masing-masing.

Setiap tahap implementasi disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dengan pengawasan yang melibatkan kepala sekolah untuk memastikan kelangsungan penerapan hasil seminar. Melalui pendekatan ini, guru diharapkan mampu merancang pembelajaran yang lebih variatif dan sesuai dengan kemampuan peserta didik, serta memanfaatkan media digital secara optimal dalam pembelajaran.

Pemilihan Kecamatan Slawi sebagai lokasi proyek bukan tanpa alasan. Berdasarkan hasil Rapor Pendidikan 2024, capaian kompetensi literasi dan numerasi di kecamatan ini masih tergolong sedang hingga kurang. Salah satu akar masalah yang menonjol adalah kualitas pembelajaran yang diberikan oleh guru, terutama dalam hal metode dan pendekatan yang digunakan. Hal ini diperburuk oleh masih adanya miskonsepsi tentang pembelajaran berdiferensiasi, sehingga seminar ini ditujukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Seminar ini juga bertujuan untuk membiasakan guru dalam menguatkan literasi dan numerasi peserta didik melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan variatif.

Pengenalan flipbook sebagai media pembelajaran digital diharapkan dapat membantu guru dalam menyusun rencana dan materi ajar yang lebih interaktif dan mudah diakses, terutama mengingat dukungan infrastruktur internet yang cukup memadai di Kecamatan Slawi.

Salah satu keunggulan utama proyek ini adalah penggunaan teknologi digital, khususnya flipbook, yang menjadikan proses belajar mengajar lebih menarik dan interaktif. Selain itu, pendekatan pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru untuk merespons kebutuhan peserta didik yang beragam, sehingga setiap peserta didik dapat menerima pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. ***