Purwokerto (ANTARA) - Akademisi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto Nisa Roiyasa menilai Kampung Cibun, Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, siap menjadi ikon Kampung Cinta Budaya Nusantara Banyumas.

"Tidak banyak yang tahu, hanya sekitar 40 menit dari pusat kota Purwokerto, masih ada sebuah kampung yang sangat lestari keindahan alam dan kekayaan budayanya dengan letak geografis dan topografinya yang unik. Kampung ini bernama Kampung Cibun," katanya di Purwokerto, Banyumas. 

Kampung ini dikelilingi oleh hutan kaki gunung Slamet dan Sungai Logawa. Posisinya yang demikian menjadikan kampung ini terpisah dari kampung lain. Namun karena itulah, keindahan alam dari kampung ini bak terawetkan oleh waktu. 

"Setelah menyeberangi Sungai Logawa dan menyusuri jalan kampung yang menanjak menuju ke perbukitan, kita akan sampai di Kampung Cibun, Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas," katanya.

Sesampainya di sana, bisa dinikmati pemandangan indah yang dikelilingi bukit-bukit hijau, hamparan sawah dan sengkedan-nya yang rapi, dengan Sungai Logawa mengalir di bawahnya. 

Tak selesai di sana, lantunan Babad Pasir Luhur dengan dentingan gamelan, yang merupakan Babad tertua Banyumasan masih kerap terdengar di sana. 


Sempat hilangnya tradisi kuno di Cibun

Hidupnya tradisi dan budaya di Kampung Cibun saat ini sebetulnya menyimpan cerita tersendiri. Karena letaknya yang terisolasi oleh hutan dan sungai, kampung ini baru mendapat akses listrik pada tahun 2004. 

Semenjak itu, Kampung Cibun mengalami serangan deras modernisasi. Beberapa tradisi kampung tergantikan dengan adanya bentuk hiburan baru seperti TV, telepon pintar, Orjen Tunggal, dll. 

Salah satu tradisi yang sempat hilang adalah Tradisi Maca (membaca) Babad Pasir Luhur. Dulunya, tradisi ini kerap dilakukan pada acara-acara besar masyarakat di desa-desa sekitar kaki Gunung Slamet di antaranya pada upacara mitoni, mimiti, nuruni, pernikahan, sunatan, pendirian rumah, dan lain-lain. 

Perkembangan teknologi televisi dan adanya jenis-jenis hiburan baru membuat tradisi seperti Maca Babad Pasir Luhurpun tersingkir.

Munculnya semangat Cinta Budaya Nusantara di Kampung Cibun

Pada tahun 2019, Nisa Roiyasa datang ke Dukuh Cibun melalui sesepuh kampung, Ahmad, menemukan cerita tentang Maca Babad Pasir Luhur dan beruntung bisa bertemu dengan Mbah Sikun. Mbah Sikun adalah seorang tukang maca Babad Pasir Luhur yang tinggal satu-satunya di Kampung Cibun. Hanya saja, saat ditemui, kondisinya sudah sangat tua dan sudah tidak dapat bergerak dan berbicara.

"Saat bertemu dan dibacakan syair maca Babad Pasir Luhur oleh putranya, Mbah Sikun langsung tersenyum. Melalui isyarat, Mbah Sikun menyampaikan pesan gembira karena Babad Pasir Luhur akhirnya kembali dilantunkan," kata Nisa.

Berawal dari pertemuan itu kemudian dibuat sebuah Paguyuban Maca Babad Pasir Luhur yang diketuai oleh Riswandi, selaku putra dari Mbah Sikun. Waktu terus berjalan dan maca Babad Pasir Luhur hingga saat ini telah dibacakan oleh orang tua termasuk bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda, dan bahkan anak-anak. 

Hidupnya kembali tradisi Maca Babad Pasir Luhur menjadi pemantik hidupnya kembali tradisi-tradisi lain seperti upacara-upacara pertanian tradisional, perayaan marak, genjring kuna, Gubrak Lesung, Gendhingan, termasuk pada kulinernya, diproduksinya kembali Jenang Bumbung, sebuah kuliner yang dulu menjadi cemilan khas Banyumasan, Kopi Cibun, Teh Kapulaga, dan lain-lain. 

Karena itulah, nama Cibun menjadi memiliki plesetan baru yaitu Cinta Budaya Nusantara karena menggambarkan karakter Masyarakat Kampung Cibun yang kini sangat mencintai budaya lokal nusantaranya.


Program pengabdian masyarakat Unsoed memantik Cibun untuk go internasional

Pada tahun 2024, Tim Pengabdian kepada Masyarakat Unsoed melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melaksanakan program implementasi strategi storynomics sebagai penguatan Kampung Cibun menjadi ikon "Kampung Seni Pertunjukan Banyumasan".

Program ini dilakukan sebagai upaya kampus dalam mendukung penguatan ekonomi kreatif Masyarakat Banyumas yang berbasis aset lokal. Berdasarkan hasil uji petik PMK3I (Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif), pada tahun 2023, Banyumas secara resmi ditetapkan oleh Kemenparekraf sebagai Kabupaten Kreatif pada sub sektor Seni Pertunjukan. 

Dengan begitu, Banyumas diharapkan mampu menjadikan subsektor seni pertunjukan sebagai lokomotif dalam memperkuat identitas kabupaten dan meningkatkan nilai tambah dan jual aset-aset seni pertunjukan yang dimiliki agar bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan usaha ini juga dapat membawa Kabupaten Banyumas sebagai anggota UNESCO Creative Cities Network (UCCN).

Unsoed sebagai universitas yang berada di Kabupaten Banyumas merupakan bahagian yang sangat krusial dalam jaringan penta helix (academics, bussiness, community, government, media) untuk perwujudan cita-cita tersebut.

Tim diketuai oleh Mustasyfa Thabib Kariadi, seorang dosen dari Fakultas Ilmu Budaya dengan beranggotakan Nisa Roiyasa dari Fakultas Ilmu Budaya dan Agus Ganjar Runtikno dari Fakultas Ilmu Soial dan Ilmu Politik. 

Storynomics adalah pemasaran berbasis cerita di dunia post-advertising, di mana pendekatan pemasaran dilakukan menggunakan teknik bercerita dalam sebuah konten yang kreatif. Melalui strategi storinomik, sebuah wilayah bukan hanya dicitrakan sebagai tempat yang menjual berbagai atraksi wisata tetapi narasi lebih menonjolkan spirit, karakter, dan pengalaman autentik dari tempat tersebut sehingga pembaca bisa merasakan ketinggian nilai yang dimiliki oleh tempat dan masyarakat lokalnya.

Program ini menghasilkan inventarisasi 7 aset komunitas Kampung Cibun yang mencakup asset sumber daya manusia, asset sosial dan jaringan komunitas, kelembagaan lokal, sumber daya alam dan lingkungan, infrastruktur dan fasilitas fisik, terakhir berupa budaya dan kearifan lokal. Hasil lain yaitu terciptanya branding dan narasi Kampung Cibun sebagai Kampung Seni Pertunjukan Banyumasan. Cibun menjadi Kampung Lasakar Macapat Banyumas. Branding ini dibangun bersama Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata. 

Untuk mensosialisasikan branding dan narasi Kampung Cibun, tim telah membantu warga dalam membuat website kampung dengan domain Kampungcibun.id. Untuk pengisian, tim melakukan pendampingan intensif dan menggandeng Puskomedia sebagai partner yang telah banyak membangun website kampung.


Baca juga: Tim PKM-RE Unsoed raih perunggu di Pimnas 2024
Baca juga: Pakar: Koordinasi antarkementerian tantangan terbesar kabinet Prabowo
Baca juga: Pakar Unsoed dukung target swasembada pangan yang ditetapkan Prabowo