Kudus (ANTARA) - Plafon ruang kelas di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami ambrol sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk penunjang kegiatan belajar mengajar.

"Sebelumnya, kondisi plafon di sejumlah ruang kelas, baik kelas IV, V, dan VI memang retak-retak. Namun, setelah turun hujan deras kerusakan semakin parah, terutama di ruang kelas IV atapnya hingga ambrol," kata Pelaksana tugas Kepala SDN 1 Terban Imron Rosadi di Kudus, Sabtu.

Beruntung, kata dia, kejadian atap ambrol yang diperkirakan terjadi pada akhir bulan Oktober 2024 kejadiannya pada malam hari, sehingga tidak ada korban jiwa.

Untuk memastikan kondisi atap bangunan, kata dia, pihaknya meminta bantuan tukang untuk mengecek bagian atap bangunannya, ternyata kayunya banyak yang keropos.

Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka ruang kelas yang semula untuk kelas IV, V, dan VI dipindah ke ruang kelas yang aman.

Selain kerusakan pada atap bangunan, dinding ruang kelas juga mulai rapuh sehingga perlu ada perbaikan segera untuk memastikan kenyamanan siswa dalam proses belajar mengajar.

Sementara siswa kelas III yang semula menempati ruang kelas, dipindah ke musala. Sedangkan siswa kelas II dipindah ke perpustakaan. Sedangkan ruang kelas I juga dibuat penyekat untuk kegiatan belajar mengajar siswa dari kelas VI.

Terkait kerusakan ruang kelas tersebut, pihaknya juga sudah menyampaikannya kepada Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kudus.

"Secepatnya kami juga akan mengirim data kerusakan ruang kelas ke Bagian Sarpras Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus agar bisa mendapatkan penanganan secepatnya," ujarnya.

Jumlah siswa di SDN 1 Terban mulai dari kelas I hingga kelas VI sebanyak 106 siswa. Sedangkan siswa kelas IV sebanyak 19 siswa, kelas V sebanyak 20 siswa, dan kelas VI sebanyak 19 orang.

Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus sendiri sudah melakukan perbaikan sekolah rusak maupun penambahan sarana dan prasarana dengan anggaran sebesar Rp23,79 miliar guna mendukung kelancaran siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hingga akhir Oktober 2024 sudah 91 sekolah yang diperbaiki dari rencana 115 sekolah tingkat SD dan SMP.