Wapres: Kesiapsiagaan bencana penting kurangi dampak kerugian
Jumat, 13 Desember 2024 18:37 WIB
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat membuka Apel Kesiapsiagaan dan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas Tanggap Bencana (BTB) dan Rumah Sehat Baznas (RSB) 2024 di Lapangan Simpang Lima Semarang, Jumat (13/12/2024). ANTARA/Makna Zaezar
Semarang (ANTARA) - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengingatkan bahwa kesiapsiagaan terhadap bencana alam sangat penting untuk mengurangi dampak atau kerugian yang ditimbulkan.
"Indonesia sebagai negara yang terletak di 'ring of fire' memiliki tingkat risiko bencana yang tinggi, baik bencana banjir, gempa bumi, erupsi gunung, longsor, dan lain-lain," katanya di Semarang, Jumat.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka Apel Kesiapsiagaan dan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas Tanggap Bencana (BTB) dan Rumah Sehat Baznas (RSB) 2024 di Lapangan Simpang Lima Semarang.
Dampak bencana tersebut, kata dia, diperparah oleh perubahan iklim yang semakin ekstrem.
Ia menyebutkan pada tahun 2023 tercatat telah terjadi sekitar 5.400 bencana yang mengakibatkan 36.000 unit infrastruktur dan lebih dari delapan juta orang terdampak.
Selain itu, kata dia, bencana alam yang terjadi juga mengakibatkan dampak turunan yang sering kali menambah kerentanan dan masyarakat, baik terkait kemiskinan, kelanjutan pendidikan, dan kesehatan.
"Oleh karena itu, kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana menjadi sangat penting untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan," katanya.
Ia sangat mengapresiasi peran aktif Baznas, para relawan, serta mitra Baznas yang telah bersinergi untuk membantu pemerintah dalam membantu penanganan kebencanaan nasional, baik pada tahap tanggap darurat bencana, pemulihan pascabencana sampai upaya untuk mengurangi risiko bencana seperti Kampung Tanggap Bencana dan Program Masyarakat Bangkit Sejahtera.
Gibran berharap Baznas dapat semakin memperkuat perannya dalam penanggulangan bencana berbasis masyarakat, baik pemberian pelatihan kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat, pembangunan sekolah darurat, pemberian beasiswa dan keperluan sekolah bagi anak korban bencana.
Bahkan, pembuatan titik pertumbuhan ekonomi baru di tempat relokasi, serta penyaluran bantuan produktif untuk kemandirian ekonomi para korban bencana.
"Tolong jaga transparansi akuntabilitas serta efisiensi penyaluran zakat infaq sedekah yang digunakan untuk penanggulangan bencana sehingga dapat semakin meningkatkan kepercayaan publik dan masyarakat," katanya.
"Marilah kita terus bahu-membahu, saling tolong-menolong, bekerja sama dalam menjalankan misi kemanusiaan untuk membantu meringankan beban masyarakat dalam penanggulangan bencana di tanah air," pungkasnya.
Ketua Baznas RI Prof Noor Achmad menyampaikan bahwa Apel Kesiapsiagaan dan Rakornas BTB dan RSB 2024 diikuti 5.000 personel, terdiri atas relawan BTB dari 30 provinsi dan 360 kabupaten/kota, tenaga medis dan nonmedis RSB dari 22 kabupaten dan 11 provinsi, OPD Provinsi Jateng dan Kota Semarang.
Namun, kata dia, 5.000 personel yang hadir adalah sebagian kecil dari relawan bencana Baznas yang tersebar di 30 provinsi dan 360 kabupaten/kota.
"Apa yang kami lakukan kali ini adalah merupakan bagian dari desakan masyarakat. Karena masyarakat, terutama masyarakat agamis meminta kepada kami, 'kami mau infaq, mau sedekah untuk bencana, siapa yang mengumpulkan?'," katanya.
Masyarakat, kata dia, umumnya meminta kepada Baznas untuk bisa tampil mengumpulkan sehingga kemudian membentuk relawan-relawan tersebut.
Pada kesempatan itu dilakukan pula simulasi penanganan bencana gempa bumi yang menunjukkan kesigapan para relawan bencana dalam menangani bencana hingga mengevakuasi korban.
Baca juga: Wapres Gibran Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Semarang
"Indonesia sebagai negara yang terletak di 'ring of fire' memiliki tingkat risiko bencana yang tinggi, baik bencana banjir, gempa bumi, erupsi gunung, longsor, dan lain-lain," katanya di Semarang, Jumat.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka Apel Kesiapsiagaan dan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas Tanggap Bencana (BTB) dan Rumah Sehat Baznas (RSB) 2024 di Lapangan Simpang Lima Semarang.
Dampak bencana tersebut, kata dia, diperparah oleh perubahan iklim yang semakin ekstrem.
Ia menyebutkan pada tahun 2023 tercatat telah terjadi sekitar 5.400 bencana yang mengakibatkan 36.000 unit infrastruktur dan lebih dari delapan juta orang terdampak.
Selain itu, kata dia, bencana alam yang terjadi juga mengakibatkan dampak turunan yang sering kali menambah kerentanan dan masyarakat, baik terkait kemiskinan, kelanjutan pendidikan, dan kesehatan.
"Oleh karena itu, kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana menjadi sangat penting untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan," katanya.
Ia sangat mengapresiasi peran aktif Baznas, para relawan, serta mitra Baznas yang telah bersinergi untuk membantu pemerintah dalam membantu penanganan kebencanaan nasional, baik pada tahap tanggap darurat bencana, pemulihan pascabencana sampai upaya untuk mengurangi risiko bencana seperti Kampung Tanggap Bencana dan Program Masyarakat Bangkit Sejahtera.
Gibran berharap Baznas dapat semakin memperkuat perannya dalam penanggulangan bencana berbasis masyarakat, baik pemberian pelatihan kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat, pembangunan sekolah darurat, pemberian beasiswa dan keperluan sekolah bagi anak korban bencana.
Bahkan, pembuatan titik pertumbuhan ekonomi baru di tempat relokasi, serta penyaluran bantuan produktif untuk kemandirian ekonomi para korban bencana.
"Tolong jaga transparansi akuntabilitas serta efisiensi penyaluran zakat infaq sedekah yang digunakan untuk penanggulangan bencana sehingga dapat semakin meningkatkan kepercayaan publik dan masyarakat," katanya.
"Marilah kita terus bahu-membahu, saling tolong-menolong, bekerja sama dalam menjalankan misi kemanusiaan untuk membantu meringankan beban masyarakat dalam penanggulangan bencana di tanah air," pungkasnya.
Ketua Baznas RI Prof Noor Achmad menyampaikan bahwa Apel Kesiapsiagaan dan Rakornas BTB dan RSB 2024 diikuti 5.000 personel, terdiri atas relawan BTB dari 30 provinsi dan 360 kabupaten/kota, tenaga medis dan nonmedis RSB dari 22 kabupaten dan 11 provinsi, OPD Provinsi Jateng dan Kota Semarang.
Namun, kata dia, 5.000 personel yang hadir adalah sebagian kecil dari relawan bencana Baznas yang tersebar di 30 provinsi dan 360 kabupaten/kota.
"Apa yang kami lakukan kali ini adalah merupakan bagian dari desakan masyarakat. Karena masyarakat, terutama masyarakat agamis meminta kepada kami, 'kami mau infaq, mau sedekah untuk bencana, siapa yang mengumpulkan?'," katanya.
Masyarakat, kata dia, umumnya meminta kepada Baznas untuk bisa tampil mengumpulkan sehingga kemudian membentuk relawan-relawan tersebut.
Pada kesempatan itu dilakukan pula simulasi penanganan bencana gempa bumi yang menunjukkan kesigapan para relawan bencana dalam menangani bencana hingga mengevakuasi korban.
Baca juga: Wapres Gibran Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Semarang
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pupuk Indonesia dan Wapres ajak petani tebus pupuk bersubsidi di "Rembuk Tani"
22 November 2024 23:06 WIB
Presiden Joe Biden izinkan Ukraina gunakan rudal jarak jauh AS serang Rusia
18 November 2024 8:01 WIB