Semarang (ANTARA) - Sekitar 1.300 personel gabungan dari kepolisian, TNI, Pemerintah Kota Semarang, dan sukarelawan diterjunkan untuk membantu pengamanan perayaan Natal 2024 di wilayah tersebut.

"Jumlahnya 1.300 sekian personel. Gabungan antara TNI, Polri, pemkot, dan relawan," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang Komisaris Besar Polisi Irwan Anwar saat meninjau pengamanan Natal di Semarang, Selasa.

Ia menjelaskan sebanyak 1.300 personel tersebut disebar di 26 pos pengamanan, termasuk di kawasan Kota Lama Semarang yang menempati Gedung Jiwasraya.

Irwan mengatakan Pos Terpadu Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 berada di kawasan Simpang Lima Semarang dan Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang.

"Di Tol Kalikangkung sekaligus juga sebagai pos terpadu yang mengintegrasikan pos pengamanan di sepanjang jalan tol dari ujung Jawa Tengah, dari barat ke timur," katanya.

Sedangkan keberadaan Pos Terpadu Simpang Lima mengintegrasikan seluruh pos pengamanan Natal dan tahun baru di Kota Semarang.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan pos pengamanan Natal di kawasan Kota Lama berbeda dibanding tahun lalu karena berada di dalam bangunan.

"Yang dulu-dulu kan biasanya dibangunkan (posko, red) tidak permanen gitu, tetapi saya melihat bahwa ini kan agar bisa menjadi satu kesatuan dengan Kota Lama," katanya.

Kebetulan ada bangunan milik PT Jiwasraya yang belum dimanfaatkan sehingga dimintakan izin untuk digunakan sebagai Posko Pengamanan Natal dan Tahun Baru.

Berkaitan dengan perayaan Natal tahun ini, perempuan yang akrab disapa Ita tersebut melihat masyarakat, utamanya umat Nasrani, merayakan Natal dengan penuh sukacita.

Menurut dia, Natal merupakan perayaan tahunan umat Nasrani yang didukung pengamanannya oleh berbagai pihak terkait, yakni Polri dan TNI maupun seluruh unsur masyarakat.

"Ini ada Pak Kapolres, Pak Dandim, bahkan Pak Kajari, kemudian ada FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), Pak Danlanal. Tentu ini adalah menjadi bagian bahwa masyarakat merasa nyaman dengan semua support ya," katanya.

Selain Polri dan TNI, jajaran camat dan lurah juga diminta untuk ikut membantu menjaga keamanan peribadatan di gereja yang ada di wilayahnya masing-masing.

"Bahkan, mungkin ada di beberapa gereja juga dibantu (pengamanan, red) oleh Banser NU," katanya.

Selama ini, kata Ita, toleransi antarpemeluk agama sudah terjalin baik di Kota Semarang, yang dibuktikan dengan berbagai budaya hasil akulturasi.