Ternate (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara mengimbau masyarakat di Halmahera Barat untuk tidak berada di luar radius lima km dan sektoral enam km dan tetap meningkatkan kewaspadaan menyusul letusan Gunung Ibu.
"Di samping itu masyarakat diharap tetap tenang, tidak terpancing isu yang tidak benar, dan selalu mengikuti arahan dari BPBD provinsi, BPBD Halmahera Barat, serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," kata Kepala BPBD Maluku Utara Fehby Alting, di Ternate, Kamis.
Jika terjadi hujan abu, lanjut dia, masyarakat diimbau menggunakan pelindung seperti masker dan kacamata saat beraktivitas di luar ruangan.
Selain itu masyarakat di sekitar Gunung Ibu diingatkan untuk mewaspadai potensi lahar di sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung, terutama saat hujan lebat.
Ia mengatakan aktivitas Gunung Ibu akan terus dievaluasi secara berkala untuk memastikan keamanan masyarakat di sekitarnya.
Karena itu masyarakat di sekitar Gunung Ibu serta pengunjung diimbau tidak beraktivitas dalam radius lima km dari kawah aktif dan perluasan sektoral enam km ke arah utara dari bukaan kawah.
"Kami imbau masyarakat waspada dan tidak beraktivitas di radius yang telah ditentukan," kata Fehby.
Gunung Ibu kembali mengalami erupsi pada Rabu (15/1) pukul 07.11 WIT dengan tinggi kolom abu mencapai sekitar 4.000 meter di atas puncak atau 5.325 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal, condong ke arah barat. Lontaran awan panas teramati sejauh 500 meter ke arah utara kawah, dengan suara dentuman dan gemuruh terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Ibu.
Fehby menjelaskan peningkatan aktivitas vulkanik menyebabkan status Gunung Ibu dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).
Erupsi ini berdampak pada enam desa di Kecamatan Tabaru yaitu Desa Sangaji Nyeku, Desa Soasangaji, Desa Tuguis, Desa Togoreba Sungi, Desa Borona, dan Desa Todoke. Jumlah warga terdampak diperkirakan mencapai 3.000 jiwa.
"Saat ini persiapan evakuasi warga sedang dilakukan dan dua lokasi pengungsian telah disiapkan, yaitu gedung gereja di Desa Tungute Sungi dan Desa Akesibu," jelas Fehby.
BPBD Maluku Utara telah melakukan koordinasi dengan BPBD Halmahera Barat untuk pembagian masker, asesmen wilayah terdampak, dan sosialisasi pengurangan risiko bencana. Sementara itu Pemkab Halmahera Barat telah menetapkan status tanggap darurat melalui Surat Keputusan Bupati Halmahera Barat Nomor 33/KPTS/I/2025.
Baca juga: Badan Geologi catat 53 kali gempa vulkanik Gunung Karangetang