Semarang (ANTARA) - Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) Semarang menyiapkan tiga sekolah menjadi konsep berasrama (boarding school) untuk menambah pendalaman pembelajaran terkait ilmu agama.
"'Boarding school' itu punya nilai tambah di mana dia (siswa) tidak hanya belajar, tetapi bisa mengenali ilmu yang jauh lebih dalam terkait agama," kata Ketua Umum Pengurus YBWSA Bambang Tri Bawono, di Semarang, Kamis.
Dia mengatakan hal tersebut saat Tasyakuran Satu Tahun Kepengurusan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Masa Khidmat 2023-2028 di Auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.
Ketiga sekolah tersebut, yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sultan Agung 4, serta Sekolah Menengah Atas (SMA) Sultan Agung 1 dan 3 Semarang.
Dengan konsep asrama, kata dia, tidak hanya pendidikan formal yang ditanamkan, tetapi ada pendidikan agama yang ditanamkan secara lebih mendalam kepada para siswa.
"Yang kedua, menciptakan kemandirian bagi anak sehingga anak dari sedini mungkin, yakni SMP-SMA itu sudah ditanamkan rasa untuk mandiri," katanya.
Selain itu, kata dia, konsep asrama melatih siswa akan lebih memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun lingkungan.
"Bertanggung jawab terhadap dirinya, lingkungannya. Ada nilai-nilai yang membangun si anak peserta didik ini bisa lebih bertanggung jawab," katanya.
Saat ini, YBWSA Semarang telah memiliki 11 sekolah tingkat dasar dan menengah dengan jumlah siswa pada tahun ajaran 2024/2025 sebanyak 3.182 orang.
Bambang mengatakan bahwa yayasan memang menjadi alat perjuangan sosial untuk membantu program-program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan kebodohan.
Pada kesempatan itu, dilakukan pula peluncuran "Satu Data YBWSA" yang merupakan manajemen sistem informasi yang terintegrasi dalam satu kesatuan, serta peresmian gedung baru dan taman.
Kemudian dilakukan penyerahan sepeda motor dinas untuk kepala sekolah di lingkup YBWSA dan peresmian dua bus besar yang baru saja dibeli untuk operasional.
Baca juga: Distan Kota Semarang sebut 50 ekor sapi terserang PMK