Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, menginformasikan hingga Senin sebanyak 294 warga mengungsi karena tempat tinggal mereka masih dilanda banjir.

"Saat ini mereka mengungsi di tiga titik yaitu aula Kecamatan Pekalongan Barat, Mushala Al Munir Tirto, dan Masjid Al Ikhlas Sidomulya, Kelurahan Pasir Kraton Kramat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Aprilyanto Dwi Purnomo di Pekalongan, Senin.

Pihaknya bersama instansi terkait sudah melakukan penanganan darurat, mengoptimalkan titik pengungsian, optimalisasi pompa air, dan penutupan limpas tanggul sungai Bremi yang menggenangi permukiman warga.

Selain itu, kata dia, pihaknya memberikan pelayanan kesehatan pada warga yang mengungsi maupun yang masih bertahan di rumahnya dan mendirikan dapur umum komunal.

Ia yang didampingi Kepala Seksi Pencegahan dam Kesiapsiagaan BPBD Pekalongan Dimas Arga Yudha mengatakan pemeriksaan rutin kesehatan para pengungsi ini sebagai upaya mencegah terjadinya penyakit, seperti mual, demam, dan gatal-gatal.

"Para pengungsi rutin dilakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk di wilayah terdampak, baik warga yang mengungsi maupun yang tidak mengungsi dengan mendatangi mereka menggunakan perahu karet. Bantuan makan juga kami layani dengan makanan siap saji," katanya.

Camat Pekalongan Barat M Natsir mengatakan saat ini banyak warga belum bisa kembali ke rumah karena banjir yang menggenangi rumah mereka masih tinggi.

"Kondisi cuaca sejak Rabu (29/1) hingga Senin (3/1) masih didominasi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Hal ini menyebabkan air Sungai Bremi-Meduri melimpas ke permukiman warga, terutama di Kecamatan Pekalongan Barat," katanya.

Baca juga: Pemkot Pekalongan siapkan posko pengungsian warga terdampak banjir