Semarang (ANTARA) - Sejumlah akademisi dan seniman menggelar "Umbul Donga" untuk mengenang dan mendoakan para budayawan Jawa Tengah yang telah berpulang, di Gedung Serba Guna, Kompleks Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Semarang, Selasa malam.

Deretan penampil silih berganti membawakan puisi atau mengapresiasi karya para mendiang budayawan, diawali Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Prof Suharnomo.

Suharnomo mengenang mendiang Prof Eko Budihardjo, mantan Rektor Undip yang dikenal sebagai budayawan yang semasa hidupnya sangat peduli dengan kelestarian seni budaya Jateng.

Kemudian, Kelana Siwi membawakan puisi untuk mengenang mendiang Djawahir Muhammad yang dikenal sebagai budayawan, sejarawan, dan sastrawan yang karya-karya sastranya sudah terpublikasi apik di sejumlah surat kabar.

Ketua Dewan Kesenian Semarang (Dekase) Adhitia Armitrianto juga membacakan puisi mengenang sastrawan Soekamto Gullit, disusul Mulyo Hadi dkk dengan teatrikal mengenang mendiang Prof Agus Maladi Irianto.

Agus Maladi Irianto adalah akademisi, mantan Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip yang telah menelurkan banyak karya untuk pengembangan seni budaya, khususnya di Jateng.

Ada pula Ilham Anwar yang membacakan beberapa puisi karya mendiang Agoes Dhewa, dilanjutkan Imaniar Christy membacakan puisi almarhum Handry TM, dan Sosiawan Leak yang tampil mengenang mendiang Murtidjono.

Murtidjono adalah budayawan yang menjadi salah satu penggagas Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta, sedangkan Agoes Dhewa dan Handry TM adalah pegiat seni dan sastrawan asal Semarang.

Setelah itu, seniman Eko Tunas mengapresiasi karya-karya mendiang dalang wayang suket Slamet Gundono dan budayawan Darmanto Jatman, ditutup Teater Lingkar dengan musikalisasi puisi mengenang budayawan Prie GS.

Sebagai pamungkas, budayawan KH A Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus mengajak para hadirin untuk mendoakan para seniman dan budayawan Jateng yang telah meninggal dunia.

"Marilah kita memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, khususnya untuk saudara kita seniman dan budayawan. Kita banyak berutang rasa, baik langsung maupun tidak langsung kepada mereka," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Saroso menyampaikan apresiasi atas kegiatan tersebut sebagai penghormatan atas para seniman dan budayawan.

"Selain sebagai apresiasi dan penghargaan karya-karya para seniman dan budayawan yang telah wafat, kegiatan itu diharapkan juga menjadi momentum untuk memajukan kesenian di Kota Semarang," ujarnya.


Baca juga: Budayawan: Festival Muria Raya hidupkan energi budaya warga desa