Banjarnegara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah segera membangun hunian sementara (huntara) bagi belasan keluarga yang menjadi korban bencana tanah bergerak di Dusun Kalireng, Desa Ratamba.

"Kemarin (4/2) kami bersama-sama dengan sukarelawan dan masyarakat melaksanakan pembongkaran rumah-rumah yang rusak berat untuk dipilih material yang masih dapat digunakan, nanti kami bangunkan huntara," kata Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara Tursiman di Banjarnegara, Rabu.

Ia mengatakan secara kebetulan warga yang menjadi korban bencana tanah bergerak masih memiliki lahan yang berada di luar zona bahaya, namun masih berada di wilayah Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, sehingga Pemkab Banjarnegara tidak perlu mencari lahan baru untuk lokasi huntara.

Dalam hal ini, kata dia, huntara tersebut akan dibangun di atas lahan milik masing-masing warga yang menjadi korban bencana tanah bergerak

Kendati demikian, katanya, pihaknya akan melakukan kajian geologi terlebih dahulu terhadap lahan bakal lokasi huntara guna memastikan kelayakannya meskipun lokasinya berada di luar zona bahaya pergerakan tanah.

"Jumlah huntara yang akan dibangun sebanyak 16 unit sesuai dengan jumlah keluarga yang mengungsi. Sebelumnya, memang ada 13 keluarga yang mengungsi, namun dalam perkembangannya bertambah menjadi 16 keluarga, karena saat itu pergerakan tanah masih sering terjadi," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan rencana pembangunan huntara tersebut masih dalam proses, termasuk penyiapan anggaran dan diharapkan dapat terealisasi dalam waktu dekat setelah ada hasil kajian geologi.

Menurut dia, pihaknya juga akan meminta bantuan dari berbagai pihak, seperti Badan Amil Zakat Nasional Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pembangunan huntara tersebut.

"Semua akan kami mintai bantuan, termasuk CSR dari berbagai perusahaan. Semoga bisa dibangun pada masa-masa darurat sampai masa transisi darurat," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, Pemkab Banjarnegara telah menetapkan masa darurat bencana tanah bergerak di Desa Ratamba selama satu bulan dan dapat diperpanjang jika penanganannya belum selesai.

Ia mengakui dalam beberapa waktu terakhir tidak terjadi pergerakan tanah di wilayah Dusun Kalireng, karena kondisi cuaca terpantau cerah.

"Alhamdulillah, dalam beberapa hari terakhir tidak terjadi pergerakan tanah karena cuaca cerah, tidak turun hujan. Namun tetap harus hal itu tetap harus diwaspadai ketika hujan kembali turun," katanya.

Sebelumnya, Tursiman mengatakan hujan lebat yang terjadi pada hari Senin (20/1), pukul 18.00 sampai 22.00 WIB, memicu terjadinya pergerakan tanah di Dusun Kalireng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran.

Pergerakan tanah itu merusak beberapa rumah warga, satu mushala, dan menyebabkan ruas jalan provinsi yang menghubungkan Karangkobar dengan Batur mengalami retak-retak.

Akibat kejadian tersebut, lanjut dia, sebanyak 13 keluarga yang terdiri atas 41 jiwa mengungsi ke rumah-rumah saudara yang berada di lokasi aman dari pergerakan tanah.

"Arus lalu lintas di ruas jalan Karangkobar-Batur juga terganggu akibat retakan di wilayah Pejawaran," katanya.

Baca juga: BPBD Banjarnegara inventarisasi dampak pergerakan tanah di Ratamba