Kudus (ANTARA) - Rumah Sakit Mardirahayu Kudus, Jawa Tengah, menggelar kegiatan edukasi kesehatan bantuan hidup dasar (BHD) terhadap wartawan di Kudus untuk antisipasi kondisi emergency untuk pertolongan pertama pasien dengan gagal nafas dan henti jantung.
"Pelatihan dan edukasi serupa juga kami berikan kepada masyarakat lain, terutama yang masih awam sehingga bisa membantu memberikan pertolongan pertama terhadap korban kecelakaan gagal nafas atau henti jantung," kata Kepala Satuan Pengembangan Usaha Rumah Sakit Mardirahayu Kudus dr. Sophie Aileen ditemui usai edukasi dan pelatihan BHD di Rumah Makan Ulam Sari Kudus, Rabu.
Apalagi, kata dia, masyarakat awam masih banyak khawatir dan takut membantu kasus henti jantung dan nafas, sehingga pihaknya turut mengedukasi dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat awam maupun pihak-pihak lain yang juga membutuhkan pengetahuan yang sama.
Karena bertepatan dengan Hari Ulang Tahun RS Mardi Rahayu dan Hari Pers Nasional, maka kata dia, pihaknya menyelenggarakan pelatihan dan edukasi serupa terhadap wartawan yang selama ini banyak menemui kejadian dan peristiwa di lapangan.
Setidaknya, kata dia, ketika sudah pernah mendapatkan pelatihan, maka ketika menemukan korban yang henti jantung atau gagal nafas bisa diberikan pertolongan sebelum tim medis datang ke lokasi.
Apalagi, imbuh dia, selain teori juga ada praktik bagi jurnalis untuk memberikan pijat jantung dan pemberian nafas menggunakan alat serta alat jantung otomatis.
Adanya kasus wisatawan tenggelam di pantai, kata dia, sempat muncul foto korbannya diangkat dengan kaki di atas merupakan tindakan pertolongan yang tidak tepat, karena bisa ditolong dengan pijat jantung dan pengecekan nadi dan pemberian nafas.
Untuk kasus penyakit jantung, kata Sophie, informasi yang ada merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia khususnya, di Indonesia.
Ia berharap dengan gencarnya pelatihan dan edukasi kepada masyarakat, dapat mengantisipasi kondisi darurat untuk pertolongan pertama pasien dengan gagal nafas dan henti jantung.
"Kami juga berharap dengan adanya kegiatan tersebut, baik masyarakat maupun wartawan semakin memahami pentingnya pelatihan bantuan hidup dasar dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.