Kudus (ANTARA) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kudus, Jawa Tengah, menanam 200 bibit tanaman fikus di Kawasan Pegunungan Muria Kudus, di bantaran Sungai Kembang kompleks Objek Wisata Rejenu, Japan, Kudus, Minggu.
"Aksi peduli lingkungan dalam rangka mendukung konservasi alam ini, kami menggandeng Pegiat Konservasi Muria (Peka) Muria," kata Ketua PWI Kudus Syaiful Annas di Kudus.
Ia berharap selain mendukung program konservasi alam yang didengungkan pemerintah, tentunya juga bagian dari mitigasi bencana.
Menurut dia, HPN bukan sekadar perayaan bagi insan pers, tetapi juga momentum untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dan lingkungan.
Dengan adanya penanaman pohon di kawasan hutan, dia berharap, bisa ikut mereduksi potensi bencana alam karena cuaca ekstrem seperti sekarang memang banyak peristiwa bencana alam.
Aksi "Wartawan Menanam" bersama komunitas Pekamuria pada HPN yang diperingati setiap tanggal 9 Februari, sengaja memilih jenis pohon ficus yang memang penting dalam ekosistem tropis. Selain menjadi teduhan juga menyediakan sumber makanan bagi monyet, burung, dan kelelawar.
Sementara itu, Ketua Pekamuria Teguh Budi Wiyono menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program konservasi lingkungan yang telah berjalan sejak tahun 2023.
Tahun ini, kata dia, Pekamuria menargetkan penanaman 1.250 bibit pohon di empat titik, yakni Japan, Argo Piloso, Puncak 29, dan Talu Wombo.
"Penanaman hari ini adalah lanjutan dari program yang kami mulai sejak 2023. Tahun lalu kami menanam 1.050 pohon, dan tahun ini rencananya menargetkan 1.250 pohon di empat titik. Sedangkan hari ini (9/2), bersama PWI menanam 200 bibit," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya mengembalikan habitat alami Pegunungan Muria, terutama untuk menjaga ekosistem satwa liar seperti macan tutul yang populasinya semakin terancam akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan kopi.
Dalam kegiatan ini, jenis pohon yang ditanam merupakan fikus dan bambu karena memiliki manfaat ekologis yang besar.
"Kami memilih fikus dan bambu karena bambu berfungsi menahan longsor, sementara fikus berperan untuk menjaga keseimbangan lingkungan di Pegunungan Muria karena buahnya menjadi sumber makanan bagi hewan liar," ujarnya.
Ia mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan, bukan hanya dengan mendaki gunung tetapi juga dengan ikut serta dalam aksi konservasi.