Solo (ANTARA) - Gelaran festival kuliner nonhalal di Mal Solo Paragon Surakarta, Jawa Tengah, menuai polemik di kalangan organisasi masyarakat (ormas), salah satunya dari Aliansi Umat Islam Solo.
Pantauan di Solo, Rabu, sejumlah orang dari kelompok ormas mendatangi Mal Solo Paragon. Mereka masuk hingga ke dalam atrium yang menjadi lokasi pelaksanaan festival tersebut. Meski sempat melihat beberapa stan yang ada di festival, mereka lantas keluar kembali.
Koordinator Massa, Soleh menyampaikan kepada anggota ormas yang datang bahwa tidak ada makanan nonhalal yang ada di dalam atrium.
"Kami sampaikan di dalam steril, tadi saya sempat tanya kepada salah satu perwira kepolisian bahwa ini sudah sesuai dengan kesepakatan yang dipimpin oleh Kemenag dan MUI," katanya.
Meski tidak menemukan makanan nonhalal, pihaknya mengaku akan tetap memantau pelaksanaan festival tersebut.
"Kami akan tetap pantau karena tadi ada penjelasan yang nonhalal akan digelar di parkir atau di luar. Kami umat Islam tidak akan tinggal diam, sebagai makhluk sosial yang sangat mencintai Solo, kami ingin situasi tetap kondusif," katanya.
Sementara itu Public Relations Solo Paragon Mal Veronica Lahji mengatakan lokasi kuliner halal dan nonhalal yang dikemas dalam Festival Kuliner Cap Gomeh akan dipisah.
Untuk kuliner halal berada di atrium Solo Paragon Mall, sedangkan nonhalal berada di Lobi 2 parkir.
"Festival dari 12-16 Februari 2025. Khusus nonhalal kami mulai 13-16 Februari. Yang halal di atrium, nonhalal Lobi 2 parkir Paragon," katanya.
Baca juga: Pemkot Surakarta pantau penyelenggaraan festival makanan non-halal