Kudus (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) memastikan pasokan elpiji di kawasan Muria Raya selama bulan Ramadhan dan Lebaran tersedia aman dalam jumlah mencukupi untuk antisipasi lonjakan permintaan.

"Kami menjamin selama periode Ramadhan dan Lebaran stok elpiji ukuran 3 kilogram di kawasan Muria Raya (Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, Demak, dan Grobogan) aman. Tentunya akan dievaluasi kalau terjadi proyeksi dan prediksi peningkatan konsumsi," kata Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Taufiq Kurniawan, di sela melakukan pemantauan stok elpiji di pangkalan yang ada di Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, Rabu.

Ia mengungkapkan ketika nantinya terjadi lonjakan permintaan, akan ditambah stoknya di lembaga penyalur. Bahkan, stok elpiji saat ini di masing-masing pangkalan juga lebih dari biasanya untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat.

Bahkan, kata dia lagi, terminal elpiji 3 kg beroperasi selama 24 jam, sehingga pasokan untuk masyarakat juga lancar tanpa kendala.

Untuk pasokan elpiji 3 kg di kawasan Muria Raya, misal untuk Kabupaten Demak sebanyak 39.000 tabung per hari, Kabupaten Kudus sebanyak 33.500/hari, Kabupaten Jepara sebanyak 38.200 tabung/hari, Kabupaten Pati sebanyak 42.700 tabung/hari, Kabupaten Grobogan 39.375/hari, Kabupaten Blora sebanyak 26.000/tabung, dan Kabupaten Rembang sebanyak 20.400 tabung/hari.

"Suplai tersebut cukup normal, bahkan cenderung berlebih karena awal Februari 2025 sejak diberlakukan aturan untuk pengecer juga sudah diantisipasi ketika muncul gejolak. Makanya ditambah alokasi secara fakultatif," ujarnya.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat mengonsumsi elpiji bersubsidi sesuai kebutuhan. Karena dari hasil sidak di Kabupaten Grobogan, Jepara, dan Demak ternyata yang antre merupakan warga yang mempunyai tabung dua atau tiga buah di rumahnya, sehingga kategori pembelian berlebih.

Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat untuk mencari elpii 3 kg ke pangkalan terdekat, supaya dapat harga paling murah sesuai harga jual eceran tertinggi (HET) Rp18.000 per tabung.

Keuntungan lainnya, stok melimpah dan takarannya juga pas, karena bisa ditimbang dan ditukar di tempat. Lain halnya ketika beli di tempat lain yang bukan rantai pasok dari Pertamina.

"Keberadaan pangkalan elpiji 3 kg, kata dia, sama seperti halnya SPBU untuk penjualan BBM untuk melayani konsumen akhir dan konsumen individu yang berhak. Mulai dari UMKM sasaran, nelayan, petani, dan rumah tangga sasaran," ujarnya lagi.

Terkait dengan pengiriman elpiji 3 kg, kata dia, sesuai periodisasi dan tidak setiap hari, tetapi menyesuaikan kuota yang ditetapkan pemerintah daerah. Meskipun demikian, stok banyak dan rata-rata dua hingga tiga kali lipat dari suplai harian di suplai poin.

Sujoko, pemilik pangkalan elpiji ukuran 3 kg di Desa Jati Kulon mengakui suplai elpiji bersubsidi tersedia aman, karena setiap hari mendapat suplai 100 tabung.

"Meskipun prioritas warga lokal, ada juga warga desa tetangga yang membeli dengan catatan kebutuhan warga sekitar memang terpenuhi. Pembeli harus membawa KTP untuk pendataan," ujar dia.




Baca juga: Gubernur Jateng : Industri tembakau Kudus siap tampung 2.000 eks buruh Sritex