Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menerjunkan tim untuk melakukan asesmen terhadap bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Gumelar.

"Berdasarkan laporan sementara yang kami terima dari Camat Gumelar dini hari tadi telah terjadi tanah longsor dari fondasi rumah Pak Budi, warga Desa Gumelar, sekitar pukul 03.30 WIB," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto di Banyumas, Jumat.

Ia mengatakan material longsoran tersebut dilaporkan menutup akses jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Palumbungan, Kecamatan Gumelar, dengan Desa Legok, Kecamatan Pekuncen, Banyumas.

Selain di Desa Gumelar, kata dia, bencana tanah longsor juga dilaporkan terjadi di Desa Cilangkap, Kecamatan Gumelar, pada Kamis (6/3) sore, setelah wilayah itu diguyur hujan lebat sejak pukul 14.00 WIB.

"Laporan sementara yang kami terima menyebutkan bahwa fondasi rumah Pak Kustono (55), warga Desa Cilangkap RT 02 RW 05, longsor sepanjang 20 meter dan tinggi 5 meter pada pukul 16.30 WIB dan menimpa dua rumah yang berada di bawahnya," kata dia.

Menurut dia, dua rumah yang tertimpa material longsoran tersebut terdiri atas rumah milik Kasno Puryanto (54) dan rumah milik Suwignyo (70).

Akibat kejadian tersebut, kata dia, rumah permanen berukuran 8,5x16 meter milik Kasno Puryanto dilaporkan ambruk, sedangkan rumah Suwignyo mengalami kerusakan parah di bagian dapur yang berukuran 5x7 meter.

"Pagi ini kami menerjunkan tim ke Kecamatan Gumelar untuk melakukan asesmen dan kaji cepat terhadap kejadian tanah longsor di dua desa tersebut," katanya.

Pihaknya juga telah melakukan asesmen dan kaji cepat terhadap bencana tanah longsor yang terjadi di Grumbul Tlaga, Desa Watuagung RT 04 RW 10, Kecamatan Tambak, pada hari Selasa (4/3), yang disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi waktu cukup lama serta lokasi kejadian merupakan tebing tegak dengan kontur tanah liat.

Menurut dia, kejadian tersebut berdampak terhadap dua rumah warga yang dihuni 13 jiwa, yakni rumah pertama terdiri atas tiga keluarga dengan sembilan jiwa, sedangkan rumah kedua dihuni satu keluarga dengan empat jiwa.

"Berdasarkan asesmen dan kaji cepat diketahui tanah yang longsor berukuran lebar 25 meter dan tinggi 3 meter, sedangkan tebing yang amblas lebih kurang tiga meter, sehingga berpotensi terjadi longsor susulan ketika hujan," kata Budi.