Semarang (ANTARA) - Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Sumanto menyebutkan bahwa mudik Lebaran tidak hanya berkaitan dengan aspek spiritual, namun juga berdampak terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan keamanan sehingga perlu dipersiapkan dengan baik dan matang.

“Ekonomi yang belum baik akan meningkat saat hari raya Idul Fitri. Jaga masyarakat yang akan mudik dalam rangka menghabiskan (uang), merantau satu tahun tabungannya dihabiskan di momen Lebaran," katanya di Semarang, Selasa.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada pemudik, ia meminta pemerintah daerah bersiap dan berbenah, salah satunya dari sisi infrastruktur.

"Jalan rusak di Jawa Tengah selalu menjadi sorotan di media sosial. Jalan yang saat ini belum baik monggo ditambal dulu saja," katanya.

Ia menyebut perkiraan 36,6 juta orang melakukan perjalanan mudik ke Jawa Tengah. Data itu berdasarkan survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Litbang Kompas.

"Artinya, 25 persen total pemudik senasional akan mengunjungi Jawa Tengah. Hal itu membuat Jawa Tengah menjadi daerah dengan arus mudik tertinggi di Indonesia," katanya.

Pengamanan arus mudik dan balik, ujar Sumanto, perlu sinergi dan kolaborasi seluruh instansi, tak terkecuali DPRD.

Ia mengatakan DPRD Provinsi Jawa Tengah bertugas mengawasi implementasi kebijakan eksekutif, seperti kesiapan infrastruktur dan transportasi.

“DPRD juga menjadi saluran aspirasi masyarakat, mulai keluhan tentang keamanan, transportasi, hingga masalah sosial,” ujarnya.

Ia berharap, mudik dan perayaan Idul Fitri bisa berjalan dengan damai dan aman melalui koordinasi yang baik dan pengawasan yang ketat.