Kudus (ANTARA) - Perencana Madya Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng Suharyo Joko Purnomo mengungkapkan bahwa kontribusi Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terhadap pertumbuhan perekonomian di provinsi ini sebesar 7,08 persen.
"Sementara pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jateng pada triwulan IV tahun 2024 sebesar 4,95 persen. Bahkan tertinggi di antara provinsi besar di Pulau Jawa," ujarnya saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kudus Tahun 2026 dan Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kudus tahun 2025-2026 di Pendopo Kabupaten Kudus, Selasa.
Ia mengungkapkan kontribusi itu dibandingkan kabupaten tetangga, memang cukup tinggi karena Kabupaten Pati hanya berkontribusi sebesar 3,29 persen dan Jepara sebesar 2,24 persen.
Akan tetapi, kata dia, dari sisi pertumbuhan ekonominya pada triwulan II tahun 224 justru terendah di antara kabupaten, karena hanya tumbuh 4,47 persen.
Sementara dua kabupaten tetangga, yakni Kabupaten Jepara pertumbuhannya sebesar 4,78 persen dan Kabupaten Pati sebesar 5,79 persen.
Jika pertumbuhan ekonominya meningkat, maka untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Kudus pada tahun 2024 justru menurun menjadi 3,19 persen dibandingkan tahun 2023. Meskipun demikian, masih menjadi TPT terbaik jika dibandingkan dengan wilayah Jekuti (Jepara, Kudus, dan Pati).
Dari sisi jumlah penduduk miskin Kabupaten Kudus juga paling rendah karena hanya sebesar 65.690 jiwa. Persentase penduduk miskin Kabupaten Kudus sebesar 7,23 persen masih lebih baik jika dibandingkan Kabupaten Pati, tetapi tidak lebih bagus dari
Jepara.
"Sementara kontribusi Provinsi Jateng terhadap perekonomian di Pulau Jawa juga besar karena mencapai 14,48 persen atau 8,25 persen terhadap seluruh provinsi di Tanah Air," ujarnya.
Untuk arahan terhadap Kabupaten Kudus dan dua kabupaten lainnya, yakni memperpadukan pembangunan perkotaan Kudus - Jepara - Pati - Juwana.
"Pengelolaan Industri tembakau di Kudus juga harus ditingkatkan, pengembangan industri hasil pertanian, perikanan, kehutanan, dan energi dengan tetap mempertimbangkan kelestarian alam," ujarnya.
Selain itu, kata dia, Kabupaten Kudus juga perlu meningkatkan kerja sama penanganan bencana banjir, tanah longsor, dan kekeringan, serta mengendalikan alih fungsi lahan sawah.
Sementara prioritas pengembangan provinsi dalam wilayah Jekuti dalam rancangan awal RKPD Provinsi Jateng tahun 2026, yakni konservasi Gunung Muria dan pemanfaatan ekowisata Gunung Muria, pengembangan dan konservasi wisata berbasis tematik marine tourism.
Prioritas lainnya, yakni mulai operasional layanan angkutan umum aglomerasi perkotaan Trans Jateng sambil menunggu kesiapan daerah dan kebijakan lanjut serta proses kajian kelayakan di tahun 2025.
"Daerah juga perlu meningkatkan program pelatihan dan pengembangan UMKM dan SDM industri kerajinan serta pendukung industri pariwisata serta pemberian insentif dan disinsentif pada pemilik lahan pertanian serta petani, dan beberapa program prioritas lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kudus Sam'ani Intakoris mengungkapkan, Musrenbang ini memang banyak masukan, namun tentunya yang bisa ditindaklanjuti juga berdasarkan skala prioritas di tahun 2026 maupun program lima tahun ke depan.
Untuk jangka pendek, kata dia, terkait pengelolaan sampah, jalan, infrastruktur, lampu jalan, ketahanan pangan, pendidikan, dan sosial dengan menyesuaikan anggaran yang hanya Rp2,4 triliun.
"Kami juga akan berupaya meningkatkan kinerja agar bisa mendapatkan apresiasi dari pusat berupa dana insentif daerah (DID). Upaya lainnya tentu melalui optimalisasi penerimaan asli daerah (PAD)," ujarnya.