Menurut anggota delegasi, Ridwan Widoyoko, tim UGM berhasil memperoleh medali dari kategori "Fire Fighting", "Stand Balancing", dan "Walker Challenge".

Satu medali emas diraih robot Iron Fire, yakni robot yang memadamkan lilin pada kategori `Fire Fighting`. Medali emas berikutnya diperoleh robot Isorobot, yakni robot kesetimbangan dua roda pada kategori "Stand Balancing".

Sementara satu medali perak dipersembahkan oleh robot I-Kinematic berkaki untuk kategori "Walker Challenge".

Ridwan mengatakan, keberhasilan yang diraih tim robot UGM disebabkan robot-robot UGM bersifat lebih stabil dan handal jika dibanding robot dari negara lainnya. Dalam beberapa kali uji coba dan dipertandingkan jarang menemui "error".

"Meskipun sering dimainkan, tingkat `error`-nya kecil, sedangkan robot lainnya sering mengalami 'error'. Selain itu, robot kami juga unggul dalam kecepatan mencapai tujuan," katanya.

Ia mengatakan, robot-robot yang dipertandingkan dalam Robogames 2012 tersebut seluruhnya dibuat dari bahan atau komponen dalam negeri. Hampir keseluruhan bagian dirakit sendiri, kecuali pada bagian sensor.

"Dana yang dikeluarkan untuk pembuatan robot bervariasi antara Rp500 ribu hingga Rp40 juta. Sebenarnya tidak keluar banyak dana untuk membuat robot-robot ini, karena sebagian robot kami buat dari komponen yang sudah ada, kami daur ulang untuk dipakai kembali," katanya.

Menurut dia, selain UGM, tim robotika Unikom Bandung, juga berhasil memperoleh medali emas. Unikom berhasil mendapatkan tiga medali emas dalam kompetisi Robogames 2012.

"Robogames 2012 yang berlangsung 20-22 April 2012 diikuti sebanyak 238 tim, 682 robot, dan 1.039 `engineers` dari Argentina, Denmark, India, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat," katanya.