Dengan SAS Academic Program, universitas dapat menikmati lisensi software SAS secara tidak terbatas baik bagi mahasiswa, dosen, pelatihan, e-learning, buku, materi pengajaran, datasets, dan dukungan pengembangan kurikulum tentang SAS yang sesuai dengan lingkungan business analytics.

"Misi program ini adalah membantu universitas dalam mengembangkan profesional muda generasi mendatang dengan teknologi yang sesuai dengan lingkungan business analytics," kata Country Manager SAS Indonesia Erwin Sukiato saat mengumumkan kerja sama SAS Academic Program di Jakarta, Selasa.

Beberapa universitas yang menjadi mitra SAS dalam program itu antara lain Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Dosen senior Departemen Statistika IPB Dr Asep Saefuddin mengatakan, SAS Academic Program telah diterima dengan baik oleh departemen statistika IPB dan dapat membantu IPB untuk menghasilkan lulusan statistika yang handal.

"Hal ini sejalan dengan misi kami untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memahami pentingnya kualitas dan produktivitas menuju persaingan global," katanya.

Dekan Fakultas Ekonomi UII Prof Hadri Kusuma menyatakan bahwa SAS Academic Program merupakan cara inovatif untuk mendidik dan melengkapi mahasiswa dengan software serta memenuhi kebutuhan bisnis.

"Kurikulum SAS yang telah mendunia juga memperkaya materi pengajaran kami dengan real-life datasets di mana mahasiswa dapat membuat laporan, model, dan juga forecasting," jelasnya.

Sementara Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi UMN Januar Wahjudi, SKom, MSc menyatakan bahwa UMN berencana untuk memberikan penekanan pada data mining dan business intelligence ke dalam kurikulumnya.

Menurut Erwin Sukiato, SAS Indonesia sekarang memiliki 45 pelanggan, yang 67 persen di antaranya adalah bank, asuransi, dan perusahaan pembiayaan. Pelanggan lainnya meliputi pemerintah, perusahaan riset, manufaktur, ritel, farmasi, juga pendidikan.

Melalui SAS Academic Program, SAS ingin menekan kesenjangan (gap) antara dunia akademik dan bisnis karena menurut data Kementerian Pendidikan Nasional, pada 2010 terdapat 655.012 lulusan perguruan tinggi.

Sementara di sisi lain, data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukkan bahwa jumlah pengangguran berpendidikan sarjana dan diploma mencapai 208.937 orang (usia 20-24 thn) dan 416.788 (25-29 thn).