"Kami sudah meralat keikutsertaan Trianingsih ke Pengurus Besar PON melalui PB PASI dan akhirnya yang bersangkutan geser ke lari 1.500 meter," kata Ketua Komisi Pembinaan dan Prestasi Pengprov PASI Jawa Tengah Heri Setiyono ketika dihubungi dari Semarang, Selasa.

Menurut dia, waktu pelaksanaan Olimpiade London sangat berdekatan dengan PON dan tentunya seorang atlet memerlukan masa transisi dan pemulihan kondisi fisiknya. "Dalam jangka waktu tiga pekan tidak mungkin pulih kembali," katanya.

Ia menjelaskan, cabang olahraga maraton Olimpiade London digelar 5 Agustus 2012 kemudian tim atletik pulang ke Tanah Air pada 7 Agustus setelah itu Trianingsih harus menjalani masa transisi.

"Jadi untuk menghindari segala kejadian yang tidak kita inginkan, cedera, misalnya, maka kami putuskan Trianingsih tidak turun di nomor maraton pada PON di Riau mendatang," kata Heri yang juga Ketua Harian Pengcab PASI Kabupaten Blora.

Ia mengatakan bahwa pada PON di Riau mendatang Trianingsih tetap turun pada tiga nomor yaitu 5.000 meter, 10 ribu meter, dan 1.500 meter. "Kalau untuk 5.000 dan 10 ribu meter, kami memang menargetkan meraih emas," katanya.

Ketika ditanya peluang meraih medali emas untuk lari 1.500 meter, dia mengatakan, peluang tetap terbuka dan pesaing berat Trianingsih bakal datang dari pelari Nisa Tenggara Barat (NTB) Olivia Sadi.

Kemudian, lanjut dia, pesaing berat lainnya datang dari mantan pelari Jateng yang sekarang ini membawa bendera DKI Jakarta Rini Budiarti.

Cabang olahraga atletik Jawa Tengah pada PON di Riau mendatang bakal menurunkan 29 atlet dengan target meraih delapan medali emas.

Pada PON XVII/2008 Kalimantan Timur, cabang atletik menyumbangkan lima medali emas bagi Jawa Tengah yaitu melalui Trianingsih (dua emas), Suryo Agung Wibowo (dua medali emas), dan Dwi Ratnawati (satu medali emas).

"Trianingsih, Suryo Agung Wibowo, Agus Prayogo, dan Dwi Ratnawati masih menjadi andalan Jateng untuk meraih medali emas pada PON di Riau mendatang," katanya.