Sejarah Perayaan Natal dari Gereja Barat
Selasa, 25 Desember 2012 10:43 WIB
Ilustrasi
"Pemisahan itu terjadi karena perkembangan dogmatis tentang Kristologi pada abad ke-4," kata Pdt. Yuda D. Hawu Haba, M.Th. dalam pandangannya akan sisi historis Natal yang dirayakan dari tahun ke tahun, di Kupang, Selasa.
Menurut dia, berbagai spekulasi tentang Tanggal Natal Kristus berdasarkan sumber tertentu, Natal Kristus terjadi antara tahun 7--4 s M atau mungkin tahun 6 (Enam)SM.
Lalu kapan tanggal Natal Kristus? Hingga kini tak seorang pun yang tahu secara pasti tanggal Natal Kristus.
"Dalam tradisi kafir di wilayah kekaisaran Romawi terdapat perayaan istimewa untuk menghormati dewa matahari, selaku matahari yang tak terkalahkan (sol invictus), karena pada tanggal 25 Desember ia berada pada satu kedudukan yang menyebabkan (waktu) siang lebih panjang dari malam.
Karena itu, Kaisar Konstantinus Agung yang meminta rakyatnya menggabungkan ibadah kepada dewa matahari dengan ibadah kepada Kristus.
Gereja pun mulai menentukan sikapnya dimana Ambrosius, Uskup Milano antara 330-397, dalam khotbanya dengan tegas menyatakan bahwa Kristus adalah mataharti itu, Matahari Baru itu.
Demikian pula Agustinus dari Afrika Utara, sekitar 354 - 430, dengan lantang menyatakan bahwa, pada tanggal tersebut, orang jangan beribadah kepada matahari, melainkan kepada Kristus yang menciptakan matahari itu.
Bahkan, Paus Leo Agung (meninggal 461) mencemooh orang yang merayakan natal selaku hari kelahiran dewa matahari sebagai ganti kelahiran Kristus.
Pemisahan tadi, (pemisahan Natal dari perayaan Epifania antara tahun 325 dan 354) dianjurkan kepada jemaat-jemaat di lingkungan Gereja Timur untuk merayakan natal Kristus pada tanggal 25 Desember.
Namun Jemaat di Syria cenderung melawan ajaran tersebut. Dan dikemudian hari, ternyata perayaan itu mulai tersebar ke Antiokhia sekitar tahun 375 dimana Johanes Chrysostomus (347 - 407) menganjurkan para pendengarnya agar menghadiri perayaan Natal Kristus pada tanggal 25 Desember, yang disebutnya sebagai "ibu dari segala perayaan".
Selajutnya, tanggal dan bulan tadi diterima di Konstantinopel pada tahun 379, di Mesir pada tahun 431 hanya jemaat di Amerika yang merayakan natal Kristus pada tanggal 5 Januari.
"Hampir semua jemaat di sekitar Laut Tengah telah merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Tradisi ini akhirnya hidup di dalam gereja-gereja di Indonesia khususnya dan dalam komunitas Kristen umumnya," katanya.
Pewarta : -
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017