AIMI Protes Penelitian Susu Formula Pada Bayi
Rabu, 16 Januari 2013 17:01 WIB
Studi Daffodil yang meneliti "pengaruh susu formula yang mengandung lemak susu sapi yang diperkaya dengan lemak campuran dan tambahan fosfolipid terhadap durasi dan gejala infeksi saluran pencernaan serta pernafasan pada bayi" itu dianggap merampas hak bayi dari mendapatkan ASI (air susu ibu) eksklusif.
Menurut pasal 128 UU kesehatan 36 tahun 2009, setiap bayi berhak mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai enam bulan.
Meskipun bayi yang direkrut menjadi subjek penelitian sudah tidak mendapat ASI, baik eksklusif maupun parsial, bayi tetap memiliki hak disusui ASI.
"Bayi di bawah enam bulan yang tidak diberi ASI, baik itu karena tidak mau atau ASI ibu tidak keluar, masih bisa mendapat haknya untuk disusui. Di situ peran konselor untuk membimbing ibu dalam memberi informasi tentang ASI," kata Mia Sutanto ketua umum AIMI pada jumpa media "Pernyataan Sikap AIMI terhadap Penelitian Dafodil" di Jakarta, Rabu.
AIMI juga khawatir dengan risiko pemberian susu formula pada bayi yang bisa berdampak jangka panjang hingga dewasa, seperti risiko asma dan diabetes.
"Kami tidak melihat ada manfaat bagi subjek penelitian," kata Mia.
Selain itu, studi Daffodil tidak mengungkapkan siapa pihak penyandang dana penelitian itu sehingga belum diketahui apa kepentingam di baliknya.
"Harus tahu siapa fundernya, kalau penyandang dananya dari perusahaan susu formula ya jelas akan berkepentingan," tambah dr. Utami Roesli Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia.
Bila hasil penelitian dipakai untuk mempromosikan produk susu dengan formula yang mirip asi, tambah Utami, maka itu akan mengganggu kampanye asi eksklusif.
Menteri Kesehatan yang beraudiensi dengan AIMI pada 14 Januari lalu tentang studi Daffodil setuju untuk menetapkan agar studi itu dihentikan kecuali sudah memenuhi tiga syarat.
Selain mengumumkan secara siapa penyandang dana, hasil penelitian tidak boleh membandingkan susu formula dengan ASI, dan subjek penelitiannya adalah bayi usia di atas enam bulan.
"Itu keputusan win-win solution ya, tidak bisa langsung distop juga," kata Mia.
Pewarta : -
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Polemik Partai Gerindra Banyumas, Rina protes dirotasi dari posisi bendahara
01 February 2023 20:22 WIB, 2023
Protes cukai tembakau, ratusan petani ke Jakarta minta tinjau ulang kebijakan
27 November 2022 21:43 WIB, 2022
Mercedes tak bisa ajukan banding setelah protes di GP Abu Dhabi ditolak
13 December 2021 7:56 WIB, 2021
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Kemenkes Prioritaskan Kasus Kanker Payudara dan Serviks yang Banyak Diidap Perempuan
01 February 2017 14:42 WIB, 2017
Menkes: Konsumsi Buah Sayur Lokal Penting dalam Mewujudkan Gizi Seimbang
25 January 2017 15:32 WIB, 2017
Menko PMK Akui Layanan BPJS Kesehatan lebih Maju dibanding awal 2014
25 January 2017 12:32 WIB, 2017
Penelitian: Orang yang tinggal dekat Jalan Raya Berisiko Mengidap Demensia
05 January 2017 11:08 WIB, 2017
Presiden Minta Bayi yang masih dalam Kandungan Penting diberi Protein dan Gizi Cukup
05 December 2016 16:26 WIB, 2016