Kepala Seksi Perlindungan Tanaman, Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Boyolali,Satrio Wibowo di Boyolali, Senin, mengatakan bahwa jumlah kuota pupuk urea untuk wilayah Boyolali tersebut menurun 2.020 ton dibanding tahun sebelum mencapai 29.020 ton.

Satrio Wibowo menjelaskan bahwa pendistribusian pupuk urea dilakukan sejak awal Januari, dan bulan itu penyerapan ke petani mencapai 1.152 ton atau sekitar 95,89 persen dari kuotanya 1.201,2 ton per bulan.

Menurut dia, realiasasi pendistribusia pupuk urea di Boyolali untuk bulan Februari datanya belum masuk semua. Bulan itu, kuotanya mencapai 2.409,6 ton, sedangkan jatah Maret ini sebanyak 2.624,8 ton.

"Penyerapan pupuk urea sejak awal Januari hingga Maret ini, cukup besar. Hal ini, karena bersamaan musim tanam," katanya.

Menurut dia, pihaknya yakin dengan menurun jatah pupuk urea di Boyolali tahun ini, ketersediaan pupuk akan tercukupi, karena, sebagian petani di Boyolali sudah banyak yang menggunakan pupuk berimbang.

"Petani sata ini banyak yang memanfaatkan pupuk berimbang. Sehingga, mereka sedikit demi sedikit mulai meninggalkan pupuk kimia," katanya.