Komet Pan-STARRS Melewati Bumi Bulan Ini
Kamis, 7 Maret 2013 10:05 WIB
Menurut laporan Reuters, para pengamat langit di Belahan Bumi Selatan sudah bisa menyaksikan komet yang pada Selasa berada sekitar 161 juta kilometer dari Bumi itu saat senja, bahkan tanpa menggunakan teropong atau teleskop.
"Saat Komet Pan-STARRS berada di horison barat daya, intinya bisa dilihat dengan mata telanjang," demikian tulisan fotografer Michael White dari Manawatu, Selandia Baru, pada gambar komet menakjubkan di laman SpaceWeather.com.
Komet yang resminya disebut C/2011 L4 itu ditemukan pada Juni 2011 oleh Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System atau Pan-STARRS di Hawaii.
Baru-baru ini Komet Pan-STARRS berada dalam orbit Planet Merkurius dan menjadi lebih terang saat bergerak menuju ke matahari.
"Pengamat di Belahan Bumi Selatan mengatakan komet bisa dilihat dengan mata telanjang bahkan dengan keberadaan lampu-lampu kota. Seterang bintang-bintang Big Dipper. Komet ini bisa menjadi lebih terang saat bergerak ke langit Belahan Bumi Utara pada pekan kedua Maret," demikian laporan SpaceWeather.com.
"Untuk melihatnya, Anda perlu pandangan tak terhalang, tanpa awan, ke horison bagian barat. Lebih baik melihatnya dari tempat paling gelap, jauh dari jalanan berlampu," kata Institute for Astronomy di University of Hawaii dalam siaran pers yang dikutip Reuters.
Komet seharusnya bisa terlihat dari arah matahari terbenam, setelah matahari berada di bawah horison. Cahaya senja dan sinar bulan bisa membuat komet sulit dilihat.
Menurut para astronom, komet kemungkinan akan terlihat pada 13 Maret, saat berada di bawah bulan sabit tipis.
Setelah Komet Pan-STARRS, Komet ISON berpeluang terlihat seterang bulan saat melintasi Bumi pada November mendatang kalau tidak hancur saat melintasi matahari.
Komet ISON yang ditemukan tahun lalu oleh dua astronom amatir di Rusia diperkirakan melintas pada ketinggian 1,1 juta kilometer dari permukaan matahari--sekitar empat kali lebih dekat dari Komet Pan-STARRS--.
Komet terdiri atas mineral, batuan, dan es. Komet diduga merupakan sisa pembentukan tata surya sekitar 4,5 miliar tahun lalu.
Saat komet mendekati matahari, sebagian es-nya menguap, menciptakan amplop gas dan debu yang disebut koma di sekitar badannya. Pemanasan juga menyebabkan munculnya dua ekor, yang panjangnya masing-masing bisa sampai 1,6 juta kilometer.
Pewarta : -
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024