Mantan Danpuspom Soal Kasus Lapas Cebongan
Senin, 1 April 2013 15:43 WIB
Kopassus itu cukup dua atau tiga orang saja (untuk suatu operasi khusus) tidak usah belas-belasan, katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Syamsu juga menyatakan tidak mungkin mengumbar banyak peluru. "Untuk di TNI itu prinsipnya satu peluru untuk satu nyawa."
Sementara mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Pertama TNI (Purn) Mulya Wibisono menyampaikan pernyataan senada bahwa untuk satu operasi mematikan tidak perlu menerjunkan banyak orang dan menembakkan peluru banyak-banyak, bahkan tidak perlu menggunakan senjata serbu seperti AK-47.
"Tidak usah juga ambil CCTV kayak maling saja," katanya.
Ia menjelaskan senjata yang digunakan militer harus punya registrasi TNI untuk dicek. "Untuk ke luar (dari gudang) sulit karena harus ada izin," katanya.
Untuk itu dia mendesak dalamkasus Lapas Cebongan harus ditelusuri siapa sponsor pengadaan senjata itu.
Mengenai beredarnya kronologi kasus pembunuhan empat orang itu melalui media sosial dengan penulisnya menggunakan inisial "Idjon Jambi", Syamsu menyebut itu sebagai bahan awal untuk investigasi kasus Lapas Cebongan.
Dia meyakini kronologi itu benar setelah melihat foto-foto di dalam berita yang tersebar di media sosial itu.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017