Direktur Eropa dan Asia-Pasifik Kementerian Energi AS Tom Cutler dalam keterangan pers Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada Selasa mengatakan negaranya berkaca dari penerapan efisiensi bahan bakar dan enerji serta siap berbagi bersama negara ASEAN.

Program efesiensi energi di sektor angkutan dapat terus digencarkan, sementara pertumbuhan ekonomi tetap dapat ditingkatkan, kata Cutler.

"Harapan tulus kami ialah bahwa dengan memperluas kerjasama AS-ASEAN, kami dapat membantu ASEAN melewati tantangan dan solusi dalam mengurangi kebutuhan energi angkutan sementara mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.

Pemerintah AS membagi pengalamannya dalam mengatur standar minimum efisiensi bahan bakar kendaraan dan ide program yang mendorong tidak digunakannya lagi kendaraan yang bertolak belakang dengan efisensi bahan bakar.

Standar minimum di AS itu juga dapat diberlakukan untuk kendaraan baru. Selain itu, pembahasan di lokakarya itu juga mencakup proyeksi permintaan energi di kawasan, dan program-program efesiensi dari masing-masing negara.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Edy Hermantoro, mengatakan Indonesia, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN, memiliki gambaran konsumsi bahan bakar yang meningkat setiap tahun karena didorong pertumbuhan jumlah kendaraan 8--12 persen per tahunnya.

Jumlah kendaraan sebagai indikator dari bidang angkutan, tambah Edy, memegang cakupan terbesar konsumsi minyak bumi dengan penggunaan lebih dari 50 persen.

Untuk itu, kata Edy, efesiensi bahan bakar di sektor transportasi akan mendorong pada penghematan di sektor lainnya secara nasional.

"Efisiensi adalah penting, baik dalam imbauan dan regulasi, untuk mempromosikan perubahan pola pikir tentang kesadaran efisiensi energi," kata Edy.

Duta Besar AS untuk ASEAN David L Carden mengatakan lokakarya itu melibatkan 50 pejabat di bidang energi negara ASEAN, dengan setiap pihak dapat bekerja secara lebih praktikal.

"Negara ASEAN dapat menyingsingkan lengan baju dan bekerja langsung dengan ide-ide praktikalnya," kata Dubes Carden.

Kerjasama ini juga, kata Carden, dapat digunakan sebagai upaya membentuk kerangka kemitraan dalam menyikapi kebijakan efesiensi bahan bakar dan energi.

Lokakarya itu bagian dari Rencana Kerja Kerjasama Energi AS-ASEAN dan salah satu upaya mendukung Kemitraan Komprehensif Amerika Serikat dan Asia-Pasifik (USACEP). USACEP menawarkan kerangka untuk memperluas kerja sama energi dan lingkungan di kawasan yang ada untuk untuk memastikan persediaan energi yang terjangkau, aman, dan bersih.

Bantuan Teknis dan Fasilitas Pelatihan dalam pelatihan ini hasil kerja sama Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Departemen Energi dan Departemen Perhubungan AS.
(I029/B002)