"Jika telah dibentuk oleh parpol, tentu ada kepentingan politiknya. Namun indikasi ini masih dalam penelusuran," kata Syahrul kepada ANTARA News di Pekanbaru, Senin.

Menurut dia, sejumlah organisasi geng motor dengan `pucuk` pimpinan bernama Klewang bukan merupakan organisasi instan yang dapat tumbuh dengan sendirinya dan leluasa berbuat onar hingga aksi-aksi kejahatan. Dalam membentuk organisasi geng motor, menurut dia, membutuhkan waktu dan strategi yang benar-benar `matang`.

Salah satunya, kata Syahrul, yakni strategi menjaringan kader hingga pemilihan pimpinan-pimpinan yang menjadi `kaki-tangan` Klewang. Kemudian adanya strategi pengembangan `sayap-sayap` dari kelompok geng motor hingga menjadi beberapa bagian dan tersebar di sejumlah wilayah.

"Semuanya ini merupakan strategi yang benar-benar matang, sama seperti pembentukan organisasi yang merupakan `sayap-sayap` parpol," katanya.

Terlebih, kata Syahrul, pertumbuhan kelompok-kelompok geng motor di Pekanbaru yang begitu pesat.

"Hanya dalam tempo kurang dari tiga tahun, geng motor di Pekanbaru sudah membentuk sejumlah kelompok yang terus saja berbuat kejahatan. Namun terungkapnya baru belakangan ini," katanya.

Kondisi demikian, menurut dia, patut dicurigai dan sewajarnya aparat kepolisian melakukan pendalaman agar pengungkapan kasus menjadi benar-benar maksimal.

Aparat Kepolisian Resort Kota (Polresta) Pekanbaru sebelumnya telah menangkap Klewang bersama belasan anak buahnya yang tergabung dalam beberapa kelompok geng motor.

Klewang dan anak-anaknya memimpin sebanyak lima kelompok geng motor di Pekanbaru, seperti XTC, Academy Rush Comunity (ARC), Atiet Abang, Sindikat Hantu Nekat (Sinchan), Penjahat Kelamin (PK), dan Street Demon.