"Setiap pagi dan sore saya menjalani latihan intensif untuk persiapan pertarungan pertama di kelas yang baru," kata petinju dengan rekor bertarung 30 kali menang (23 di antaranya dengan KO) dan tiga kali kalah ketika dihubungi dari Semarang, Senin.

Ia mengakui, pihak manajemen sudah minta dirinya segera berlatih untuk persiapan pertarungan mendatang, hanya soal kapan dan lawannya, serta di mana tempatnya, sampai kini memang belum diberitahu.

"Saya memang sudah diminta latihan lagi untuk persiapan pertarungan mendatang. Apalagi, pekerjaan utama saya adalah bertinju sehingga dengan senang hati terus berlatih pagi dan sore hari," katanya.

Menurut petinju Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat tersebut, dirinya sudah mulai menjalani latihan teknik dengan mendapatkan teman latih tanding petinju setempat dan juga berlatih fisik secara umum.

"Kalau berlatih saya harus menempuh perjalanan sekitar 10 kilometer dari rumah. Itu saya lakukan setiap pagi dan sore hari," katanya.

Ketika ditanya apakah setelah pindah ke kelas ringan, harus merangkak dari tingkat bawah yaitu nasional baru ke tingkat yang lebih tinggi, dia mengatakan, kemungkinannya tidak tetapi langsung ke tingkat dunia.

"Di kelas yang baru (kelas ringan) ini, saya bisa langsung bertarung di tingkat dunia," kata ayah dari Miquel Angela Yordan Jr tersebut.

Daud Yordan mengakihiri kiprahnya di kelas bulu setelah kalah dari petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka di Jakarta, pertengahan April 2013 dan perpindahan kelas sudah dicanangkan jauh hari sebelum pertarungan tersebut karena berat badannya tidak ideal bertarung di kelas bulu.

Dengan kekalahan itu, Daud Yordan harus kehilangan gelar kelas bulu IBO yang direbutnya saat menang KO ronde kedua atas petinju Filipina Lorenzo Villanueva di Singapura, 5 Mei 2012.

Selama memegang gelar juara dunia kelas bulu IBO tersebut, Daud Yordan sekali mempertahankan gelar ketika menang angka atas petinju Mongolia Choi Tseveenpurev di Singapura, 9 November 2012.