Film "Sang Kyai" Maknai Heroisme Kebangsaan
Jumat, 31 Mei 2013 6:19 WIB
Tokoh Nahdathul Ulama Solahuddin Wahid (kiri) bersama pendukung film Sang Kyai, Ikranegara (kedua kiri), Christine Hakim (kedua kanan) dan Agus Kuncoro (kanan) menghadiri penayangan film Sang Kyai di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta, Selasa (21/5).
"Film ini (Sang Kyai, red.) menunjukkan salah satu tonggak berdirinya bangsa dan negara Indonesia dari peran seorang kiai," katanya usai pemutaran Film "Sang Kyai" di Bioskop Citra 21 Semarang, Kamis.
Pemutaran Film "Sang Kyai" tersebut diprakarsai oleh LPP Nahdlatul Ulama Jawa Tengah dengan Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) sekaligus menjadi rangkaian peringatan Dies Natalis Ke-13 Unwahas Semarang.
Menurut dia, apa yang menjadi semangat dan nilai perjuangan Kiai Haji Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi tokoh sentral dalam film itu patut dijadikan contoh seluruh bangsa Indonesia.
Seperti tergambar dalam salah satu adegan ketika utusan Presiden Soekarno diperintahkan menghadap K.H. Hasyim Asy'ari untuk menanyakan fatwa orang yang berjuang untuk membela bangsa dan negara, bukan agama.
Pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, tersebut kemudian mengumpulkan para ulama untuk membahasnya dan akhirnya keluarlah fatwa bahwa orang berjihad demi membela tanah airnya hukumnya wajib.
Kemudian, tampak pula dalam adegan Bung Tomo yang menghadap ulama yang sangat disegani itu untuk meminta saran, dan kakek dari K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu memuji pidato Bung Tomo yang berapi-api.
Bahkan, K.H. Hasyim Asy'ari pun menyarankan Bung Tomo agar menambahkan tiga kalimat takbir yang menunjukkan kebesaran Allah SWT (Allahu Akbar) pada awal dan akhir pidato yang dikumandangkan oleh tokoh pemuda itu.
Noor Achmad menjelaskan bahwa banyak sekali adegan dalam film yang disutradarai Rako Prijanto itu yang menggambarkan nilai keagamaan, kebangsaan, dan kedekatan dengan umat K.H. Hasyim Asy'ari yang patut dicontoh.
Nilai-nilai, intelektualitas, dan karakter kuat yang dimiliki Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari itulah, kata dia, yang menjadi pegangan dasar bagi Unwahas dalam menjalankan perannya mendidik generasi bangsa.
"Sebagai perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Pengurus Besar NU (PBNU), Unwahas perlu untuk mengenalkan sosok K.H. Hasyim Asy'ari kepada civitas akademika dan masyarakat agar bisa meneladaninya," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
JNE serahkan kendaraan perpustakaan keliling ke Rumah Baca Sang Petualang
22 March 2023 14:23 WIB, 2023
Setelah sang ayah, giliran putra Menhan Didit Prabowo temui Gibran di Solo
15 February 2023 14:24 WIB, 2023
Meski luka-luka dianiaya murid, sang guru minta tersangka dihukum ringan
26 September 2022 9:43 WIB, 2022
Fakta baru penembakan di Semarang, Kopda M diduga empat kali coba habisi sang istri
25 July 2022 13:52 WIB, 2022