"Pementasan kami dengan inspirasi dari kisah tokoh pewayangan Drupadi, akan kami sajikan dalam pentas di Festival Lima Gunung XII," kata Koordinator SAKA Gallery Solo Angelique Bassle yang dihubungi dari Magelang, Kamis.

Ia menjelaskan sajian itu sebagai kolaborasi sejumlah seniman, seperti dirinya, Anouk Wilke (Belanda), Karolina Neduza (Polandia), Agesti Djestong, dan Sarah Hudiastani (SAKA Gallery).

Pementasan itu didukung iringan musik yang ditata oleh Galih Nagasena (Padepokan Lemah Putih), Arief Djembe (Omah Tuwo), dan Wahtu Jolodhong serta Agus Gembo (Sanggar Merah Merdeka Surabaya), sedangkan dalang yang membawakan narasi pementasan Ki Lawuwarta.

Ia menjelaskan lakon performa tarian kolaborasi itu berkisah tentang kecintaan Bima terhadap Drupadi.

Performa itu akan dipentaskan di panggung utama festival di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada puncak kegiatan tahunan seniman petani Komunitas Lima Gunung itu, Minggu (30/6) malam.

"Kami mencoba mengambil sisi lain dari cerita kecintaan Bima terhadap Drupadi. Walaupun Drupadi adalah istrinya dan juga keempat saudaranya di Pandawa," katanya.

Bima yang putra kedua Pandawa itu, katanya, memenuhi keinginan Drupadi dengan membunuh Dursasana dan memberikan darahnya untuk keramas Drupadi.

Sebelumnya, katanya, dikisahkan bahwa Drupadi telah dipermalukan oleh Dursasana terkait dengan kekalahan Yudistira di arena judi melawan keluarga Kurawa.

"Esensi dari cerita yang kami pentaskan, memfokuskan sumpah Drupadi dan kecintaan Bima terhadap Drupadi, adalah bahwa saat seseorang mencintai itu tidak setengah-setengah," katanya.