Tantri Kotak Siap Jadi Duta Batik Banyumasan
Rabu, 2 Oktober 2013 20:46 WIB
Vokalis Kotak, Tantri Syalindri I (Foto ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
"Mau 'banget' jadi duta batik," katanya saat ditemui wartawan di sela-sela peringatan Hari Batik Nasional, di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sokaraja, Banyumas, Rabu.
Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti Pekalongan.
Akan tetapi, kata dia, baju batik Banyumasan baru kali ini dimilikinya.
"Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik, namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini, apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik," katanya.
Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik.
"Saya kira membatik itu mudah, ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi dari pada membatik," kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangannya pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.
Peringatan Hari Batik Nasional di SMAN 1 Sokaraja ini dihadiri Bupati Banyumas Achmad Husein yang sekaligus membuka rangkaian kegiatan tersebut.
Saat ditemui wartawan, Achmad Husein mengharapkan masyarakat Banyumas semakin mengenal dan bangga terhadap batik Banyumasan.
"Dengan kegiatan ini, kita semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas kita sehingga dapat bersaing dengan pembatik-pembatik dari luar daerah," katanya.
Oleh karena itu, dia mengharapkan pembatik khas Banyumasan harus mau belajar karena daerah lain yang menghasilkan batik memiliki berbagai kelebihan seperti Purbalingga memiliki kelebihan di tenaga pembatiknya dan Pekalongan memiliki kelebihan dalam ketersediaan konveksinya.
"Seperti orang Jepang, segala sesuatunya mau belajar dari orang lain," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Peringatan Hari Batik Nasional SMAN 1 Sokaraja, Afifah Intan Widuri mengatakan bahwa SMAN 1 Sokaraja mungkin merupakan satu-satunya sekolah di Kabupaten Banyumas yang menyelenggarakan kegiatan ini.
Menurut dia, hal itu disebabkan SMAN 1 Sokaraja merupakan satu-satunya sekolah di Kabupaten Banyumas yang memberikan muatan lokal berupa Seni Membatik dan lulusannya akan mendapat sertifikat membatik.
"Kegiatan ini kami beri nama 'Bigar Geliat Seribu Pembatik'. Kami selenggarakan kegiatan membatik massal yang melibatkan 1.000 siswa, baik dari SMAN 1 Sokaraja maupun sekolah lain," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga menggelar pelatihan membatik bagi siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan SMA, seminar/lokakarya batik, pemilihan duta batik, melukis di dinding dengan motif batik, lomba membuat kerajinan dari kain batik, dan lomba desain canting (alat untuk membatik).
Ia mengharapkan anak-anak akan lebih mencintai batik melalui kegiatan tersebut.
Dia mengaku memiliki banyak koleksi baju batik dari berbagai daerah seperti Pekalongan.
Akan tetapi, kata dia, baju batik Banyumasan baru kali ini dimilikinya.
"Saat diundang ke sini, saya tidak membawa baju batik, namun ternyata panitia memberikannya. Saya tidak menolak untuk menggunakan baju batik ini, apalagi ini buatan siswa SMAN 1 Sokaraja, untuk apa malu menggunakan batik," katanya.
Menurut dia, saat ini banyak dijumpai baju batik dengan berbagai desain yang menarik.
"Saya kira membatik itu mudah, ternyata sulit, lebih mudah bernyanyi dari pada membatik," kata Tantri yang menyempatkan diri membubuhkan tanda tangannya pada kain mori yang dia gunakan untuk membatik dengan canting.
Peringatan Hari Batik Nasional di SMAN 1 Sokaraja ini dihadiri Bupati Banyumas Achmad Husein yang sekaligus membuka rangkaian kegiatan tersebut.
Saat ditemui wartawan, Achmad Husein mengharapkan masyarakat Banyumas semakin mengenal dan bangga terhadap batik Banyumasan.
"Dengan kegiatan ini, kita semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas kita sehingga dapat bersaing dengan pembatik-pembatik dari luar daerah," katanya.
Oleh karena itu, dia mengharapkan pembatik khas Banyumasan harus mau belajar karena daerah lain yang menghasilkan batik memiliki berbagai kelebihan seperti Purbalingga memiliki kelebihan di tenaga pembatiknya dan Pekalongan memiliki kelebihan dalam ketersediaan konveksinya.
"Seperti orang Jepang, segala sesuatunya mau belajar dari orang lain," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Peringatan Hari Batik Nasional SMAN 1 Sokaraja, Afifah Intan Widuri mengatakan bahwa SMAN 1 Sokaraja mungkin merupakan satu-satunya sekolah di Kabupaten Banyumas yang menyelenggarakan kegiatan ini.
Menurut dia, hal itu disebabkan SMAN 1 Sokaraja merupakan satu-satunya sekolah di Kabupaten Banyumas yang memberikan muatan lokal berupa Seni Membatik dan lulusannya akan mendapat sertifikat membatik.
"Kegiatan ini kami beri nama 'Bigar Geliat Seribu Pembatik'. Kami selenggarakan kegiatan membatik massal yang melibatkan 1.000 siswa, baik dari SMAN 1 Sokaraja maupun sekolah lain," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga menggelar pelatihan membatik bagi siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan SMA, seminar/lokakarya batik, pemilihan duta batik, melukis di dinding dengan motif batik, lomba membuat kerajinan dari kain batik, dan lomba desain canting (alat untuk membatik).
Ia mengharapkan anak-anak akan lebih mencintai batik melalui kegiatan tersebut.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Alfamart
Lihat Juga
Perayaan Tahun Baru, Pengunjung Objek Wisata Tawangmangu Pesta Kembang Api
01 January 2017 8:32 WIB, 2017
Sambut Tahun Baru, Boyolali Gelar Pertunjukan di 22 Titik Termasuk Godbless
29 December 2016 13:55 WIB, 2016