"Kami sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan OJK pada Jumat (25/10) lalu tentang komitmen meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat," kata Rektor Unwahas Dr Noor Achmad di Semarang, Kamis.

Kerja sama itu, kata dia, di antaranya diwujudkan dengan pendirian "Pojok OJK" dan "Wahid Hasyim Sekuritas" yang menjadi pusat informasi atas jasa keuangan, serta advokasi bagi para korban investasi "bodong".

Menurut dia, kemampuan literasi keuangan yang dimiliki masyarakat sekarang ini memang masih kurang sehingga banyak di antara mereka yang menjadi korban penipuan kejahatan dengan modus investasi fiktif.

"Kenyataannya, mereka yang menjadi korban investasi fiktif atau 'bodong' ini kan bukan hanya orang-orang bodoh, tetapi banyak juga orang-orang pintar. Istilahnya dari tukang becak sampai jenderal," katanya.

Artinya, kata dia, masyarakat memang perlu dibekali dengan kemampuan literasi keuangan agar tidak mudah tergiur dengan tawaran-tawaran investasi yang tidak masuk akal dan justru menjadi korban penipuan.

"Jangan mudah tergiur dengan tawaran investasi dengan hasil yang menggiurkan. Yang lebih berbahaya, kalau mereka ini menggunakan agama atau tokoh agama untuk menarik masyarakat untuk berinvestasi," katanya.

Oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu, kata dia, memanfaatkan pengaruh yang dimiliki seorang tokoh agama, misalnya, sementara si tokoh itu sendiri sebenarnya tidak tahu dan tidak sadar dimanfaatkan.

Oleh karena itu, kata dia, "Wahid Hasyim Sekuritas" akan memberikan advokasi bagi mereka yang menjadi korban, sekaligus menghimpun laporan dari masyarakat tentang keberadaan lembaga yang menawarkan investasi "bodong".

"Kalau memang masyarakat mencurigai ada lembaga-lembaga yang menawarkan investasi fiktif, silakan laporkan ke kami. Kami akan melaporkannya ke OJK. Ini komitmen kami untuk melindungi masyarakat," katanya.

Sementara untuk "Pojok OJK", kata Achmad, akan memberikan informasi, layanan pendidikan keuangan, dan konseling bagi masyarakat terkait literasi keuangan agar tidak mudah tertipu dengan investasi "bodong".

Kerja sama dengan OJK itu juga dilakukan sejumlah perguruan tinggi lain, seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor. Unwahas satu-satunya perguruan tinggi dari Jawa Tengah yang menandatangani.