Bagaimanakah Kekuatan Letusan Gunung Api Diukur?
Kamis, 20 Februari 2014 17:27 WIB
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud (ANTARA/M Risyal Hidayat)
Namun mengukur kekuatan letusan gunung api lebih menantang karena harus mengukur tipe hasil letusan, durasi letusan yang berbeda-beda sekaligus terjadi dalam berbagai cara.
Selain itu ada masalah karena letusan gunung api itu ada yang eksplosif (mengeluarkan material yang terlontar dari lubang gunung) dan ada pula yang efusif (batuan cair mengalir dari lubang gunung).
Lalu, pada 1982 Chris Newhall dari Survey Geologi Amerikat Serikat (USGS) dan Stephen Self dari Universitas Hawaii menciptakan Indeks Eksplosivitas Vulkanik (VEI).
Indeks ini bisa membandingkan letusan-letusan antar gunung api dan bermanfaat baik untuk letusan-letusan gunung api sekarang ini maupun yang sudah terjadi ratusan tahun silam.
Skala VEI mulai dari 0 untuk letusan yang menghasilkan kurang dari 0,0001 km kubik ejekta (partikel-partikel yang terlontar ke sekitar area gunung api). Urutan lengkapnya adalah:
- VEI 1: 0,0001 - 0,001 km kubik ejekta
- VEI 2: 0,001 - 0,01 km kubik ejekta
- VEI 3: 0,01 - 0,1 km kubik ejekta
- VEI 4: 0,1 km - 1 km kubik ejekta
- VEI 5: 1 km - 5 km kubik ejekta
- VEI 6: 5 km - 10 km kubik ejekta
- VEI 7: 10 km - 100 km kubik ejekta
- VEI 8: 100 km kubik ke atas
Toba sampai Wah Wah Springs
Menurut skala ini satu tingkat kenaikan skala kekuatan letusan adalah berarti 10 kali letusan satu skala di bawahnya. Artinya letusan VEI 2 sepuluh kali lebih kuat dari letusan VEI 1. Letusan VEI 6 adalah 100 kali lebih kuat dibandingkan letusan VEI 4, dan letusan VEI 8 satu juta kali lebih hebat dibandingkan VEI 2.
Skala VEI baru mengukur sekitar 50 letusan gunung api, termasuk letusan-letusan gunung api di zaman purba.
Letusan Toba (Indonesia) yang terjadi 74 ribu tahun silam, Yellowstone (AS) 640 ribu tahun silam, dan Danau Taupo (Selandia Baru) 26.500 tahun lalu, adalah tiga di antara dari 47 letusan yang diukur Skala VEI.
Letusan dengan skala VEI 8 atau tertinggi terjadi di Wah Wah Springs (Utah, AS) 30 juta tahun silam. Letusan gunung api ini ditaksir mengeluarkan ejekta sampai 5.500 km kubik dalam waktu sepekan.
Menurut data USGS, letusan yang paling sering terjadi adalah letusan pada skala VEI 1. Rincian berikutnya adalah:
VEI 2 puluhan kali dalam setahun.
VEI 3 beberapa kali dalam setahun
VEI 4 puluhan kali dalam satu dekade
VEI 5 sekali dalam satu dekade
VEI 6 beberapa kali dalam satu abad
VEI 7 beberapa kali dalam satu milenium (1.000 tahun)
VEI 8 terjadi dua kali dalam 100.000 tahun.
Berhenti di angka 8
Manakala sebuah letusan eksplosif terjadi, ejekta disebarkan oleh semburan dan angin. Semakin dekat ke sumber letusan maka semakin tebal abunya, sebaliknya semakin jauh dari sumber letusan semakin tipis.
Untuk letusan-letusan gunung api saat ini, para peneliti dapat mengompilasi laporan ketebalan abu dari banyak lokasi untuk memetakan ketebalan abu letusan. Data ini bisa digunakan untuk memperkirakan volume ejekta.
Namun akurasinya berkurang ketika letusan terjadi di daerah terpencil atau di pulau yang sangat jauh dari pulau atau daratan lainnya. Pada keadaan ini ukuran dan durasi letusan bisa digabungkan dengan data deposit debu untuk membuat peringkat VEI.
Masalah sama terjadi pada letusan-letusan gunung api di masa silam karena ejekta mudah sekali tergerus atau tertutupi oleh material-material baru. Contohnya letusan Gunung Vesuvius pada 24 Oktober tahun 79 Masehi. Penskalaan letusan gunung ini tak pasti, mungkin VEI 5, karena kurangnya data tersedia untuk memperkirakan kekuatan letusan.
Skala VEI untuk sementara berhenti di angka 8. Letusan Toba dan Yellowstone ada di peringkat ini.
Kendati begitu para ahli tak mengesampingkan skala 9. Masalahnya ini hampir mustahil terjadi dan jika letusan gunung api berskala ini terjadi maka sudah pasti segala kehidupan di Bumi punah. Faktanya tak pernah terjadi dalam sejarah planet ini ada letusan gunung api melewati skala VEI 8.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024