Tony Fernandes yang mengakuisisi QPR pada Agustus 2011 memulai periode pembelian besar-besaran pemain bergaji tinggi seperti Loic Remy, Park Ji-sung, Julio Cesar dan Junior Hoilett.

Pembelian besar tersebut tidak membawa kesuksesan, QPR justru terdegradasi dan dihantam krisis keuangan.

Bagai jatuh tertimpa anak tangga, QPR akan menghadapi konsekuensi besar di bawah aturan Financial Fair Play. Mereka akan didenda 40 juta poundsterling atau menerima embargo di bursa transfer jika mereka promosi ke Liga Premier.

Harian Daily Mail mewartakan akhir musim ini QPR akan melepas lebih dari 20 pemain bergaji tinggi seperti Shaun Wright-Phillips, Jermaine Jenas, Robert Green, Aaron Hughes, Richard Dunne dan Bobby Zamora.

Mereka akan ditawarkan kepada klub lain atau menerima kontrak baru dengan bayaran yang jauh lebih rendah.

QPR juga akan mencari pembeli permanen untuk Loic Remy, Adel Taarabt, Stephane Mbia, Esteban Granero, Samba Diakite dan Julio Cesar. Pemain tersebut kini sedang dipinjamkan ke klub lain. .

QPR baru saja melaporkan hutangnya yang mencapai 177juta poundsterling, naik dari tahun sebelumnya sebesar 91,4 juta poundsterling.

Bagai besar pasak daripada tiang, pendapatan mereka yang anjlok dari 64juta menjadi 60,6 juta poundsterling harus menutupi kenaikan gaji pemain dan staf dari 58,5 juta menjadi 78juta poundsterling.

"Terdegradasi jelas bukan bagian dari rencana kami, tapi fokus dan tekad untuk mencapai tujuan jangka panjang tidak berkurang," kata Tony Fernandes dalam laporan keuangannya dilansir laman Daily Mail (6/3).

"Tujuan jangka pendek yang utama tim ini adalah kembali ke Liga Premier. Petinggi klub percaya bahwa kebijakan restrukturisasi skuad diperlukan untuk mencapai hal ini," katanya.

"Para direktur berharap perusahaan dan tim memiliki sumber daya yang memadai untuk melanjutkan tujuan di masa mendatang," kata Tony.