"PPGD merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar dalam penanganan gawat darurat," kata Ketua Panitia PPGD Universitas Muhammadiyah Magelang Sigit Priyatno di Magelang, Kamis.

Ia menjelaskan kompetensi mahasiswa dan lulusan dalam sistem penanggulangan gawat darurat terpadu, baik di tingkat pelayanan pra-rumah sakit, pelayanan dalam keadaan bencana, maupun pelayanan medis di rumah sakit, sebagai kebutuhan penting mereka.

Pelatihan yang diikuti 51 mahasiswa semester VIII Program Studi Keperawatan Strata 1 UMM itu, berlangsung atas kerja sama Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fikes UMM. Pemateri pelatihan yang dibuka Rektor UMM Eko Muhammad Widodo itu, adalah tim dari Emergency Medical Services (119) Jakarta dan Fikes UMM.

"Pelatihan ini untuk memenuhi kompetensi dan sertifikasi yang dibutuhkan, berupa peningkatan keterampilan penanganan kegawatdaruratan," katanya.

Saat ini, katanya, PPGD menjadi prasyarat mereka untuk menjalani praktik klinik di unit gawat darurat rumah sakit dan bentuk kompetensi tambahan yang harus dimiliki para lulusan.

Para peserta, katanya, selain mendapatkan bekal berupa teori juga praktik tentang penanganan kegawatdaruratan.

"Mereka juga mengikuti 'pre-test, post-test', dan ujian praktik penanggulangan gawat darurat, sedangkan materi yang diberikan, antara lain tentang 'airway management', pembidaian, dan bimbingan keterampilan," katanya.

Pada akhir rangkaian pelatihan, yakni Minggu (6/4), katanya, peserta melakukan simulasi penanganan kegawatdaruratan di Lapangan Pandansari, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, di belakang Kampus 2 UMM.

Ia mengatakan peserta akan mendapatkan sertifikat PPGD yang berlaku selama lima tahun.