"Bagaimana mungkin karakter bangsa bisa dibangun tanpa pemimpin yang berkarakter?" katanya usai menyampaikan kuliah umum di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Rabu.

Pemilik United Balimuda Group yang bergerak di bidang perkebunan sawit, industri makanan, dan alat-alat berat itu didaulat memberikan pembekalan kepada para calon wisudawan angkatan ke-67 Unissula.

Menurut Heppy, pemimpin Indonesia ke depan haruslah memiliki visi, misi, dan konsep yang jelas dalam membangun bangsa, bukan sekadar mengandalkan kepemimpinan yang mengikuti keinginan pasar.

"Harus punya konsep membangun bangsa. Mau dibawa ke mana bangsa ini? Pemimpin Indonesia ke depan juga harus memiliki komitmen yang jelas terhadap bangsa Indonesia, terutama umat Islam," katanya.

Pria kelahiran Batang, Jawa Tengah, 20 April 1967 itu mengungkapkan bangsa Indonesia tidak akan bisa dibangun tanpa landasan agama sehingga pemimpin Indonesia ke depan harus memiliki pemahaman ideologi bangsa.

"Pemimpin harus memahami ideologi Indonesia, harus mendudukkan Pancasila sebagai ideologi. Kalau tidak, bangsa Indonesia akan terombang-ambing dengan ideologi-ideologi dari luar," tegasnya.

Di bidang ekonomi, kata dia, pemimpin juga harus memiliki gagasan dan visi jelas untuk membangun perekonomian bangsa, termasuk dalam menghadapi tantangan globalisasi yang kian kompleks.

Ditanya dengan wacana koalisi partai politik Islam dalam mengusung pemimpin, ia mengatakan hendaknya ada kesadaran bahwa parpol Islam sebagai sebuah "spirit", bukan sebagai sebuah ideologi.

"Indonesia adalah sebuah negara yang dibangun dengan konsep kebangsaan. Pancasila sendiri lahir dari sebuah diplomasi dari umat Islam," kata Heppy.

Oleh karena itu, kata dia, menjadi sebuah keniscayaan bahwa kekuatan parpol-parpol Islam seharusnya lebih mudah untuk disatukan.

Disinggung sosok-sosok calon pemimpin yang sudah muncul dan dianggap paling memenuhi kriteria, Heppy enggan menyebutkan, seraya mengatakan rakyat Indonesia memiliki "pekerjaan rumah" untuk memilih pemimpin yang tepat.