Rusia Murka Terhadap Swiss
Selasa, 20 Oktober 2015 06:27 WIB
Moskow kemudian mengaku salah dan meminta maaf kepada Prancis melalui saluran diplomatiknya.
Kementerian Pertahanan Swiss memastikan insiden itu dengan mengatakan salah satu pesawat tempur F-18 milik mereka telah mendekati pesawat sipil Rusia itu untuk "pemeriksaan rutin".
Di salam pesawat Rusia ini ada delegasi parlemen Rusia yang dipimpin Ketua Duma (DPR) Sergei Naryshkin yang sedang dalam perjalanan untuk pertemuan Uni Antar-Parlemen di Jenewa.
Juru bicara kementerian pertahanan Swiss Peter Minder berkata kepada AFP bahwa insiden itu terjadi di wilayah udara Swiss di atas kota Bienne yang juga disebut Biel atau Bienna.
"Itu adalah pemeriksaan normal oleh angkatan udara Swiss, pemeriksaan dari dekat. Kami mengadakan kontak visual dengan pilot dan mencatat registrasi. Segalanya telah sesuai ketentuan. Itu adalah verifikasi, sebuah pemeriksaan rutin."
Di bawah kesepakatan demi melindungi Jenewa, Swiss diizinkan terbang di atas wilayah udara Prancis timur, kata kementerian luar negeri Prancis.
Rusia awalnya menuduh Prancis dengan memanggil Dubes Prancis Jean-Maurice Ripert untuk menjelaskan insiden itu. Sebaliknya Prancis membantah tudingan Moskow itu.
Lalu juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova memastikan bahwa Moskow telah meminta maaf kepada Paris melakukan saluran diplomatik, namun kini menuntut penjelasan dari Swiss.
Yevgenia Chugunova, juru bicara Ketua DPR Rusia Naryshkin, berkata kepada AFP bahwa pesawat tempur itu terbang begitu dekat sampai-sampai para anggota delegasi bisa mengabadikannya.
"Saya bisa memastikan insiden melibatkan sebuah pesawat militer Prancis itu terjadi pagi ini. Kami melihatnya sangat dekat," kata dia.
Naryshkin, yang masuk daftar hitam Uni Eropa dan AS karena mendukung penggelaran pasukan Rusia di Ukraina dan aneksasi Krimea, mengaku prihatin atas insiden itu kendati tidak melihat langsung pesawat tempur tersebut.
Sergei Gavrilov, anggota delegasi lainnya, berkata kepada kantor berita TASS bahwa kejadian itu terjadi pada ketinggian 3.700 meter di atas perbatasan Swiss dan menyebutnya sebagai aksi tak bersahabat dari NATO.
Swiss adalah negara netral yang bukan anggota NATO, demikian AFP.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024