Logo Header Antaranews Jateng

Kegagalan Indonesia Terbuka jadi Catatan Besar PBSI

Minggu, 5 Juni 2016 07:47 WIB
Image Print
Ricky Soebagdja (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, Antara Jateng - Kegagalan mencapai target dalam turnamen bulu tangkis Indonesia Terbuka 2016 menjadi catatan besar pemusatan pelatihan nasional Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menjelang Olimpiade Rio dan turnamen tingkat superseries premier itu pada 2017.

"Tidak satu pun wakil kita yang mencapai putaran final dan itu menjadi catatan. Sejak awal kami mengandalkan pada nomor ganda putra dan ganda campuran karena pemain-pemain kita pada dua nomor itu memang layak mencapai target juara," kata Manajer Tim Pelatnas PBSI dalam Indonesia Terbuka 2016 Ricky Soebagdja di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Sabtu.

Ricky mengaku pemain-pemain pelatnas PBSI sudah mempersiapkan turnamen berhadiah total 900 ribu dolar AS itu meskipun sebagian pemain seperti Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, dan Greysia Polii hanya punya jeda sepekan setelah Piala Thomas dan Uber 2016 di Kunshan, Tiongkok.

Kepala Subbidang Pelatnas PBSI itu mengatakan Indonesia Terbuka 2016 merupakan rangkaian turnamen super series untuk memantapkan penampilan pemain-pemain nasional yang lolos kualifikasi Olimpiade Rio 2016.

"Kami memang menjaga agar penampilan pemain-pemain unggulan kami mencapai puncaknya pada Olimpiade nanti. Tapi, kekalahan pada putaran-putaran awal Indonesia Terbuka ini juga tidak terduga oleh kami," kata mantan pemain ganda putra Indonesia itu.

Meskipun pemain-pemain unggulan Indonesia gagal melangkah meraih gelar juara di kandang, Ricky mengaku gembira dengan penampilan pemain-pemain muda nasional, tertuama pada nomor tunggal putra dan ganda putri.

"Pemain-pemain pelapis seperti Jonatan, Ihsan, Anthony, serta ganda Anggia/Ketut dan Tiara/Rizky di sisi lain menampilkan permainan yang luar biasa," kata Ricky.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Rexy Mainaky mengatakan pelatnas akan menggelar evaluasi penampilan seluruh atlet yang mengikuti Indonesia Terbuka 2016 beserta pelatih dari semua sektor permainan pada Selasa (7/6).

"Saya akan evaluasi seberapa jauh keinginan para pemain untuk meraih gelar di sini, terutama bagi mereka lolos kualifikasi Olimpiade," kata Rexy.

Rexy menambahkan PBSI juga akan memberikan tantangan bagi para pemain muda agar meraih gelar pada Indonesia Terbuka 2017.

"Pemain-pemain muda kami kalah karena kurang tenang dalam bermain. Mereka harus belajar dari pengalaman turnamen ini. Kami punya tiga tunggal putra dan dua pasangan putri," kata Rexy.

PBSI, lanjut Rexy, juga akan mengevaluasi penampilan pasangan-pasangan senior seperti Hendra/Ahsan menyusul lawan-lawan telah mempelajari permainan ganda andalan Merah-Putih itu.

"Kami akan melihat video permainan Hendra/Ahsan dan akan evaluasi apakah permainan mereka selama ini telah terbaca lawan. Pada permainan kemarin, lawan dapat memaksa Hendra/Ahsan untuk tidak dapat mengembangkan permainannya," kata Rexy.

Sebelumnya, Ihsan Maulana Mustofa yang menjadi satu-satu wakil Indonesia pada putaran semifinal kalah dari pemain andalan Malaysia Lee Chong Wei 9-21, 18-21. Kekalahan Ihsan menjadi akhir dari keterwakilan Merah-Putih pada turnamen di Stadion Istora Senayan, Jakarta itu.

Pewarta :
Editor: Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024